WahanaNews.co, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata hari ini, Kamis (8/11/2023).
PLTS Cirata terletak di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Presiden Jokowi akan didampingi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara peresmian ini.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Endang Sutisna, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, menyebut bahwa PLTS ini merupakan salah satu proyek energi terbarukan yang signifikan di Indonesia.
Hal ini karena proyek tersebut mencerminkan peralihan menuju sumber energi yang bersih dan berkelanjutan, sebagai bagian dari upaya mengatasi perubahan iklim dan masalah lingkungan.
"Presiden Jokowi dijadwalkan akan meresmikan Proyek PLTS Terapung terbesar se-Asia Tenggara pada pagi hari besok, Kamis (9/11). Ini merupakan bagian dari inisiatif Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan pemanfaatan sumber energi terbarukan," ujar Endang dalam keterangan tertulis pada Rabu (8/11/2023).
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Proyek ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan memiliki kapasitas sebesar 145 MW Ac atau setara dengan 192 MWp. Pembangkit ini berlokasi di area waduk seluas 200 hektar.
Dalam pembangunannya, Endang mengatakan turut melibatkan komunitas lokal sekitar 1.400 pekerja dari komunitas lokal sekitar proyek dan UMKM.
Endang juga mengklaim tarif PLTS ini kompetitif, yakni USD 5,8 cent/kWh sehingga dapat menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) dan mengurangi ketergantungan terhadap subsidi.
"Selain itu, tarif PLTS Terapung Cirata yang sangat kompetitif aman, menurunkan BPP dan membuat PLN lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap subsidi/ kompensasi," lanjutnya.
Peresmian itu dapat menjadi momentum bagi pemerintah dan PLN dalam mendukung penggunaan energi bersih di Indonesia.
Dengan kapasitas yang masif untuk skala proyek pembangkit listrik tenaga surya, PLTS Terapung Cirata akan memberikan kontribusi penambahan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebagai wujud komitmen kepedulian negara terhadap lingkungan.
Proyek yang dimiliki oleh PLN Nusantara Power ini disebutkan dapat memberikan kontribusi terhadap nol emisi karbon (NZE) sebesar 245 GWh per tahun Energi Hijau dan mereduksi 214.000 ton karbon dioksida per tahun.
Di sisi lain, Endang menyebut PLTS Terapung Cirata juga membantu masyarakat mendapatkan pasokan listrik yang lebih hijau.
Bahkan membuka kesempatan kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan energi hijau baik dengan Renewable Energy Certificate (REC) maupun perdagangan karbon.
"Pembangunan proyek ini didasarkan pada kolaborasi joint investment, hubungan bilateral, dan kemitraan yang sukses baik G2G (Government to Government) maupun B2B (Business to Business) untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan hijau dengan sharing risiko," imbuhnya.
Proyek ini hasil kolaborasi dengan Masdar, sebuah perusahaan energi terbarukan yang berskala internasional, dan mendapat dukungan dari tiga lembaga keuangan terkemuka, yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Societe Generale, dan Standard Chartered Bank.
Selain itu, proyek ini juga diperkirakan akan meningkatkan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) di Indonesia sebesar US$ 143 juta.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]