WAHANANEWS.CO, Jakarta - Film animasi "Jumbo" mencatat pencapaian luar biasa dengan meraih satu juta penonton hingga Minggu (6/4/2025), hanya tujuh hari sejak penayangan perdananya pada 31 Maret 2025.
Film garapan Ryan Adriandhy bersama lebih dari 420 kreator Indonesia ini berhasil memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh "Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir" (2017), yang mengumpulkan 642.312 penonton.
Baca Juga:
Sony dan Marvel Pastikan Spider-Man 4 Tayang di 2026, Tom Holland Kembali!
"Rekor ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan film animasi 'Jumbo' untuk menjangkau lebih banyak hati, di lebih banyak tempat, bahkan hingga ke mancanegara," ujar produser Anggia Kharisma dalam siaran pers Visinema Studios di Jakarta, Senin.
"Ini adalah bukti dari cinta, harapan, dan kepercayaan masyarakat terhadap karya anak bangsa," tambahnya.
Kesuksesan "Jumbo" didukung penuh oleh penonton dan komunitas perfilman, yang bahkan melahirkan gerakan promosi "Buzzer JUMBO Gratisan."
Baca Juga:
Libur Lebaran Makin Seru! Ini Daftar Film Netflix Terbaru yang Wajib Ditonton
Anggia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh penonton yang telah menjadikan "Jumbo" sebagai bagian dari kenangan keluarga mereka.
"Melihat respons sehangat ini dari penonton Indonesia membuat setiap tantangan selama lima tahun terasa sangat berharga," katanya.
Film ini menghadirkan deretan pengisi suara ternama, seperti Prince Poetiray, Quinn Salman, M Adhiyat, Yusuf Ozkan, Graciella Abigail, Den Bagus Satrio, Angga Yunanda, Ariel Noah, Bunga Citra Lestari, Cinta Laura Kiehl, Ariyo Wahab, Rachel Amanda, Aci Resti, dan Kiki Narendra.
Prince Poetiray dan Quinn Salman juga berduet membawakan lagu tema film berjudul "Selalu Ada di Nadimu."
Tak hanya tayang di Indonesia, "Jumbo" juga ditargetkan menembus pasar internasional, termasuk Rusia, Belarus, Ukraina, Moldova, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Estonia, Latvia, dan Lithuania.
Film ini juga menyimpan banyak detail menarik yang menjadi perhatian para penonton. Dalam konferensi pers premier, Ryan Adriandhy mengungkapkan bahwa latar waktu "Jumbo" sengaja dibuat di era 2000-an, saat anak-anak masih menikmati permainan tradisional di luar rumah.
"Kami ingin menampilkan masa-masa indah bermain kasti dan ngemong kambing, bukan sekadar mabar (main game bareng)," jelas Ryan.
Salah satu detail yang menarik perhatian warganet adalah kalender di kamar Don, tokoh utama film ini. Dalam trailer, terlihat Don berusia 4 tahun pada 24 Februari 1994, yang berarti saat ia berusia 10 tahun, latar cerita berada di sekitar tahun 2000.
"Tebakan mereka benar," kata Ryan.
Nama kampung fiksi tempat Don tinggal, Seruni, juga memiliki makna unik.
"Awalnya, nama Seruni muncul begitu saja saat kami berdiskusi, karena terdengar seperti 'seru nih'," ujarnya.
Tak hanya itu, film ini juga menyisipkan humor dalam detail kecil, seperti plat nomor kendaraan "R O35 LI" yang bisa dibaca sebagai "Rusli," nama kepala desa dalam cerita.
"Itu ide dari anak-anak yang suka modif plat nomor," kata Ryan sambil tertawa.
Ia mengaku hanya iseng menggunakan plat "R," tanpa menyadari bahwa kode tersebut sebenarnya digunakan untuk wilayah Banyumas, termasuk Purwokerto.
"Mohon maaf kalau ada Pak Kades di Purwokerto yang merasa, ini benar-benar kebetulan!" canda Ryan.
"Jumbo" merupakan debut penyutradaraan Ryan Adriandhy dalam film animasi layar lebar, yang telah digarap selama lima tahun. Sebelum menjadi sutradara, Ryan dikenal sebagai komika tunggal.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]