WahanaNews.co | Kapal Motor Putra Barokah SN hilang kontak di perairan Karawang, Jawa Barat.
Kapal nelayan tersebut diketahui bermuatan 18 orang. Tim SAR gabungan masih mencari keberadaan kapal yang sempat mengirimkan sinyal pertolongan tersebut.
Baca Juga:
Jamil Zeb Tumori: 1.700 Ton Solar Masuk Ke Sibolga, Namun Kapal Nelayan Alami Kelangkaan
Selain kapal, helikopter pun dikerahkan untuk membantu pencarian.
Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansah mengatakan, satu unit helikopter HR-3604 jenis Dauphin diterjunkan untuk mencari KM Putra Barokah SN, Selasa (8/3/2022).
Berangkat dari Bandara Internasional Jabar Kertajati, Majalengka, helikopter memantau pencarian dari udara.
Baca Juga:
Papua Nugini Tembak Kapal Nelayan Merauke, Satu ABK Tewas
Sebelumnya, KM Putra Barokah SN bertolak dari Pelabuhan Eretan, Indramayu, pada Kamis (3/3/2022) pukul 13.00 untuk menangkap ikan.
Semua kegiatan dan pergerakan kapal saat itu masih terpantau Yukom VMA, aplikasi untuk komunikasi darat dengan laut hingga mengetahui kondisi cuaca.
Kapal itu sempat mengirimkan SOS atau tanda permintaan tolong di perairan Karawang. Tim SAR baru menerima informasi itu pada Minggu pukul 23.17.
”Namun, pada Minggu (6/3/2022) pukul 05.16, kapal tersebut tidak terdeteksi oleh aplikasi tersebut hingga kini,” kata Deden.
Bahkan, kapal itu sempat mengirimkan SOS atau tanda permintaan tolong di perairan Karawang. Tim SAR baru menerima informasi itu pada Minggu pukul 23.17.
Pihaknya berkoordinasi dengan Basarnas Command Center, VTS Tanjung Priok, Ditpolairud Polda Jabar, serta Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Patimban. Selain menggunakan helikopter, pencarian juga dibantu KM Agung Jaya milik nelayan.
Penelusuran tersebar di sekitar Eretan, Pantai Tanjung Sedari, dan perairan Karawang.
”Semoga pencarian bisa dilakukan maksimal dan membuahkan hasil. Besar harapan kami, semua POB (orang dalam kapal) dapat ditemukan dalam keadaan sehat dan selamat,” kata Deden.
Rasgianto, Ketua KUD Misaya Mina Eretan Wetan, mengatakan, KM Putra Barokah SN berisi 18 nelayan dari Eretan, Parean, dan sejumlah wilayah di Indramayu.
”Waktu berangkat, Kamis, cuaca enak. Tapi, Minggu sore sekitar pukul 04.00 ada angin kencang. Tapi, cuma sebentar,” ujarnya.
Pada Minggu subuh, kapal mengirim sinyal SOS kepada petugas di Karangsong. Setelah dicek, pengirim sinyalnya benar dari KM Putra Barokah SN.
”Kami belum tahu, apakah kapalnya rusak atau apa sehingga butuh pertolongan. Tapi, radio kapalnya tidak bisa dihubungi,” kata Rasgianto.
Menurut Rasgianto, nelayan selama ini sudah dibekali informasi kondisi cuaca. Nelayan, lanjutnya, juga punya pengetahuan untuk memperkirakan cuaca.
Namun, cuaca semakin sulit diprediksi saat berada di tengah lautan. Pihaknya berharap, kapal tersebut segera ditemukan.
Kasus nelayan Indramayu hilang saat melaut bukan kali ini saja. Apandi (38), nelayan asal Desa Sukahaji, Patrol, sebelumnya ditemukan tewas di perairan Eretan, Minggu (13/2/2022). Korban sempat tenggelam dan hilang akibat lambung perahunya bocor, Kamis (10/2).
Pada April 2021, KM Barokah Jaya berisi 32 nelayan yang bertabrakan dengan kapal Habco Pioneer di perairan Indramayu menyebabkan 13 nelayan hilang. Empat nelayan lainnya meninggal dunia dan 15 orang selamat. Sebagian besar korban adalah remaja dan tanpa asuransi. [bay]