WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ratusan pelajar dan warga kembali jadi korban keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG), mendorong Badan Gizi Nasional (BGN) membentuk tim investigasi lintas lembaga.
Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menegaskan tim tersebut sudah mulai bekerja sejak Kamis (25/9/2025) di Cibubur.
Baca Juga:
Ribuan Siswa Keracunan, Pemerintah Pastikan Program MBG Tak Akan Dihentikan
“Tim investigasi sudah dibentuk, ada tim internal dari kami dan sekarang lagi proses, bahkan sudah mulai berjalan,” kata Nanik.
Ia menambahkan, BGN terbuka terhadap kritik publik untuk dijadikan bahan evaluasi perbaikan ke depan.
“Apa pun tanggapan masyarakat, kami terima. Semua masukan akan jadi bahan perbaikan ke depan,” ujarnya.
Baca Juga:
Kebutuhan Telur MBG Tembus 82,9 Juta Butir Per Hari, Bapanas Siapkan Antisipasi
Menurut Nanik, tim investigasi tidak hanya berasal dari unsur internal BGN, tetapi juga melibatkan lembaga lain seperti kepolisian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta dinas kesehatan (Dinkes).
“Yang sekarang sudah berjalan itu melibatkan BGN, kepolisian, BPOM, dan Dinkes,” ungkapnya.
Selain itu, BGN juga menyiapkan tim independen dari berbagai unsur masyarakat untuk mengawal transparansi penyelidikan.
“Nanti akan ada lagi tim independen, terdiri dari ahli kimia, relawan, bahkan ibu-ibu rumah tangga. Sebagian sudah mulai jalan,” tegas Nanik.
Sebelumnya, keracunan massal di Kabupaten Bandung Barat menggegerkan publik dengan jumlah korban mencapai 842 orang.
Kasus itu terjadi dalam tiga gelombang sejak Senin (22/9/2025) hingga Rabu (24/9/2025) di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas.
"Total korban keracunan sebanyak 842 orang. Data terakhir pada pukul 16.24 WIB," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Lia N Sukandar, Rabu malam di posko kesehatan Kantor Kecamatan Cipongkor.
Ia merinci, pada Senin lalu keracunan massal pertama menimpa 393 orang di Cipongkor, mulai siswa PAUD hingga SMK, setelah mengonsumsi menu dari dapur SPPG Cipari.
Dua hari kemudian, peristiwa serupa kembali terjadi baik di Cipongkor maupun Cihampelas dengan tambahan 449 korban.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]