WahanaNews.co | Kuat Maruf diketahui sebagai asisten rumah tangga Ferdy Sambo yang kini jadi salah satu tersangka tewasnya Brigadir Yosua.
Peran Kuat Maruf disampaikan Komnas HAM saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI pada Senin (22/8/2022).
Baca Juga:
Perjalanan Vonis Ferdy Sambo dari Hukuman Mati Jadi Penjara Seumur Hidup
Kuat Maruf dituding jadi sosok yang menghilangkan ponsel Brigadir Yosua.
Ponsel Brigadir Yosua bisa membuat kasus pembunuhan terungkap.
Hal ini disampaikan Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam.
Baca Juga:
Seluruh Tergugat Tak Hadir, Sidang Gugatan Rp 7,5 M Keluarga Brigadir J Ditunda
Ada ancaman pembunuhan dari skuad lama yang ternyata adalah Kuat Ma'ruf selaku ART Irjen Ferdy Sambo.
"Karena ini ada komunikasi dan sebagainya, kami minta ada rekaman jejak digital di situ yang kami tanyakan ke teman-teman timsus. Saya berkomunikasi dengan Pak Irwasum (Komjen Agung Budi Marwoto)," ujar Anam .
Berdasarkan komunikasi itu, ponsel-ponsel yang disita polisi tersebut dihadirkan dan material mentahnya diberikan kepada Komnas HAM.
"Di situlah kami mendapat banyak hal, termasuk komunikasi dengan Vera, betul ada komunikasi (ancaman pembunuhan) seperti itu," lanjutnya.
Dari temuan Komnas HAM, Brigadir Yosua memiliki dua ponsel yakni merek Samsung dan HP bermerek asal China.
Sementara, ponsel Brigadir J yang diinformasikan pihak kepolisian kepada Komnas HAM bermerek iPhone 13 Pro Max Gray.
Ponsel merek iPhone tersebut, kata Komnas HAM, tak bisa dibuka.
"Ini (keterangan polisi) ditengarai HP Yoshua, padahal keterangan yang kami dapatkan HP Yoshua tidak model begini, HP Yoshua itu Samsung, terus HP China, ini (yang diberikan kepolisian) model HP J (iPhone 13 Pro Max) yang seolah-olah enggak bisa dibuka," kata Komisioner Komnas HAM bidang Penyelidikan dan Pengawasan M Choirul Anam, mengutip Kompas.com.
"ADC (ajudan) ini ketika ditanya mana HP-nya dan sebagainya. Tetapi ponselnya seperti yang dijelaskan Pak Ketua, sudah banyak yang diganti," ujar Anam.
"Tidak hanya pergantian HP, tetapi juga rekam jejak digital hpnya juga enggak ada. Nah itu catatan kami. Nah itu berangkatnya dari komunikasi Yosua dan Vera," ungkapnya.
Anam menjelaskan bahwa secara fisik ponsel korban juga tiba-tiba tidak ada. [qnt]