WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat ekosistem pariwisata nasional dengan mendorong kemajuan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif sebagai bagian penting dari rantai nilai industri wisata.
Langkah ini menjadi fokus utama dalam program-program strategis yang disiapkan untuk tahun anggaran 2026.
Baca Juga:
Dosen Untidar Dorong UMKM Magelang Naik Kelas Lewat Inovasi Beras Organik dan Sayuran
Komitmen tersebut disampaikan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI yang digelar di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (17/11/2025).
Dalam pemaparannya, ia mengungkapkan bahwa berdasarkan data OSS (Online Single Submission) dari Kementerian Investasi/BKPM, sebanyak 96,3 persen dari 2,55 juta usaha pariwisata terdaftar merupakan UMKM, mulai dari hotel, restoran, kafe, biro perjalanan, arena permainan, hingga berbagai jasa pariwisata yang berkaitan erat dengan sektor ekonomi kreatif.
Melihat besarnya dominasi UMKM dalam struktur usaha pariwisata, Menteri Widiyanti memastikan pihaknya terus memperluas dukungan bagi para pelaku usaha tersebut.
Baca Juga:
Mendag Tegaskan Peran Kemendag Perkuat Daya Saing UMKM Indonesia
Ia menekankan bahwa UMKM adalah tulang punggung dalam penyediaan layanan wisata yang berkualitas, sehingga membutuhkan penguatan berkelanjutan.
“Kami akan melanjutkan program kurasi daya tarik wisata, termasuk kurasi usaha yang dijalankan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif di sektor pariwisata, serta memperkuat program Wonderful Indonesia Gourmet (WIG), Wonderful Indonesia Wellness (WIW), dan pendampingan usaha yang relevan dengan pengembangan destinasi,” ujar Menteri Widiyanti.
Ia juga menegaskan bahwa peningkatan kompetensi sumber daya manusia pariwisata tetap menjadi prioritas.
Pelatihan berbasis kompetensi akan diperluas agar tenaga kerja mampu memenuhi kebutuhan industri yang semakin berkembang dan berorientasi pada pelayanan yang prima.
Selain itu, Kementerian Pariwisata tengah menyiapkan pola perjalanan wisata (travel pattern) baru yang mencakup wisata warisan budaya (cultural heritage), wisata ramah Muslim, hingga wisata bahari.
Dalam pengembangannya, UMKM dan pelaku ekonomi kreatif akan dilibatkan secara langsung untuk memperkaya pengalaman wisatawan di berbagai destinasi.
“Storytelling dalam pola perjalanan ini akan menjadi fondasi penting bagi calon pengusaha pariwisata untuk memahami kurasi produk dan mengembangkan usaha yang sesuai karakter destinasi,” katanya.
Di sisi lain, Kementerian Pariwisata melalui Badan Pelaksana Otorita di Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Yogyakarta juga akan memperkuat pembinaan terhadap UMKM yang berada di kawasan prioritas pengembangan pariwisata.
Tidak hanya itu, kolaborasi lintas kementerian melalui program S’RASA akan terus ditingkatkan sebagai upaya memperluas kehadiran restoran Indonesia di luar negeri dalam rangka mendukung diplomasi kuliner.
“Kami juga akan menampilkan UMKM dan produk kreatif yang relevan dalam berbagai agenda pemasaran, termasuk program co-branding Wonderful Indonesia,” ujarnya.
Menurut Menteri Widiyanti, pemanfaatan karya UMKM dan produk kreatif yang terhubung langsung dengan pariwisata memiliki nilai strategis dalam memperkuat daya tarik Indonesia di mata wisatawan mancanegara.
Ia menegaskan kembali bahwa kementerian akan memberikan ruang lebih luas bagi pelaku usaha kecil dan para seniman untuk tampil melalui berbagai event dan program pemasaran.
“Kementerian Pariwisata berkomitmen menyediakan ruang seluas-luasnya bagi UMKM dan pelaku seni melalui dukungan event dan berbagai kegiatan pemasaran,” katanya.
Menanggapi pemaparan tersebut, Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyatakan dukungan penuh dan meminta Kementerian Pariwisata menyusun program kerja yang lebih jelas, terukur, dan berdampak luas pada peningkatan ekonomi lokal.
“Kami juga mendorong agar Kementerian Pariwisata memaksimalkan potensi wisata berbasis komoditas lokal seperti kopi dan kekayaan alam lainnya sebagai daya tarik yang memperkuat nilai ekonomi pariwisata nasional,” ujarnya.
Rapat kerja ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ernawati (Ni Luh Puspa), Sesmenpar Bayu Aji, serta pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Pariwisata.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]