WahanaNews.co | Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sektor pertanian sudah menyentuh Rp65 triliun sejak awal 2022 yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pangan.
Suwandi mengatakan di Jakarta, Rabu, bahwa jumlah tersebut telah melampaui penyaluran KUR pertanian pada 2020 yang sebesar Rp55 triliun, dan hampir melampaui capaian penyaluran KUR sepanjang 2021 yaitu Rp85 triliun.
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
"Tahun 2020 itu Rp55 triliun diakses tiga jutaan petani. Tahun 2021 Rp85 triliun, tahun 2022 sampai hari ini sudah Rp65 triliun," katanya.
Dia menjelaskan penyaluran KUR paling banyak diakses oleh petani di subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
Fasilitas KUR pertanian itu merupakan program pemerintah yang menggandeng himpunan bank negara untuk memberikan kredit bunga rendah kepada petani dengan nominal di bawah Rp100 juta dan tanpa agunan.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Minta Kementan Libatkan Unsur Masyarakat Sesudah Ubah Lahan Pertanian Jadi Sumber Listrik untuk 52 PLTU
Suwandi menyebutkan bahwa Kementerian Pertanian juga menerapkan lima strategi kebijakan lainnya untuk mengembangkan sektor pertanian dalam negeri, di samping penyaluran KUR.
"Yang pertama adalah meningkatkan kapasitas produksi melalui perluasan areal tanam baru, ada Food Estate, integrated farming padi jagung dan lainnya. Tidak ada tanah nganggur, tanah kosong, sehingga bisa meningkatkan kapasitas produksi, pangan tersedia cukup," katanya.
Selain itu, yang kedua adalah diversifikasi pangan lokal seperti singkong, sorgum, talas, ubi untuk digenjot produksinya di setiap daerah. Pemerintah melakukan pemetaan produksi pangan lokal unggulan di setiap wilayah seperti ubi jalar di Jawa Barat, talas di Banten, sorgum di NTT, dan sagu di Papua.
Ketiga, yaitu penyiapan sistem logistik cadangan pangan.
"Gudang, lumbung semua tersedia di setiap wilayah tingkat rumah tangga, desa, kecamatan, kabupaten. Dan untuk nasional ada di Bulog," kata Suwandi.
Strategi lainnya, yaitu penerapan smart farming atau pertanian modern berbasis teknologi informasi dan mekanisasi.
Suwandi menyebutkan penerapan teknologi di sektor pertanian mulai banyak digunakan yang dilakukan oleh para petani milenial.
Sedangkan yang kelima adalah program ekspor tiga kali lipat dengan setiap kabupaten harus ada produk yang diekspor.
Suwandi juga mengatakan Kementerian Pertanian menjalin kemitraan dengan para diaspora di luar negeri agar bisa membuka pasar internasional untuk produk pangan Indonesia.
"Ada program mendekatkan diaspora di luar negeri tolong buka pasar, kita bermitra, cari peluang sekecil apapun untuk bisa ekspor," katanya. [rin]