WahanaNews.co, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menetapkan target penyelesaian pembangunan infrastruktur dasar Tahap 1 Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, termasuk bangunan kantor pemerintahan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), pada tahun 2024.
Pimpinan Tim Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis H Sumadilaga, mengungkapkan bahwa hingga saat ini progres pembangunan infrastruktur dasar Tahap 1 IKN telah mencapai 38,1%, dan semua aktivitas pembangunan masih sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan (on schedule).
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Danis menjelaskan, konstruksi infrastruktur dasar Tahap 1 IKN ini dimulai sejak tahun 2021 dan melibatkan proyek-proyek seperti pembangunan Jalan Tol Akses IKN Tahap 1, Bendungan Sepaku Semoi, Istana Negara, dan Kantor Presiden.
Selain itu, Kementerian PUPR juga telah memulai tahap kedua pembangunan IKN.
Tahap kedua mencakup proyek-proyek yang kontraknya dimulai pada April - Mei 2023, termasuk gedung Kementerian Koordinator 2 dan rumah rusun ASN IKN," tambahnya.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
Danis menekankan bahwa beberapa infrastruktur dasar IKN yang menjadi fokus utama akan diselesaikan pada tahun 2024, termasuk pemenuhan pasokan air bersih dan peningkatan jaringan jalan guna meningkatkan konektivitas ke wilayah IKN.
“Untuk air bersih tengah diselesaikan Bendungan Sepaku Semoi dan Intake Sepaku, selanjutnya juga ditargetkan Sistem Penyediaan Air Minumnya dapat mulai didistribusikan ke beberapa kawasan di IKN pada 2024,” kata Danis.
Perihal konektivitas, Danis mengindikasikan bahwa saat ini sedang dilaksanakan pembangunan Jalan Tol yang mengarah ke Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN).
Terkait tahap pertama, Danis menyatakan bahwa Jalan Tol ini akan terhubung dengan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam), yang akan memotong waktu tempuh dari Balikpapan ke Kawasan Inti IKN dari sekitar dua jam menjadi hanya sekitar satu jam.
Pembangunan Jalan Tol IKN sudah mengalami progress pada tiga segmen, yaitu Seksi 3A Karangjoang-KKT Kariangau sepanjang 13,4 km, Seksi 3B KKT Kariangau-Simpang Tempadung sepanjang 7,32 km, dan Seksi 5A Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang sepanjang 6,67 km.
Saat ini, progres untuk Segmen 3A mencapai 12,33%, progres Seksi 3B sebesar 30,11%, dan progres Seksi 5A sebesar 37,39%. Ketiga segmen ini dijadwalkan akan selesai pada pertengahan tahun 2024, yakni pada sekitar bulan Juni atau Juli.
Untuk Segmen 6A Riko-Rencana Outer Ring Road IKN dan Segmen 6B Rencana Outer Ring Road-Simpang 3 ITCI, keduanya sedang dalam tahap proses lelang untuk paket pekerjaan.
Sementara itu, Segmen 1 yang menghubungkan Bandara Sepinggan dengan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) akan mengalami proses lelang pada Oktober 2023 dengan target kontrak pada Desember 2023.
Segmen 5B-1, yang meliputi Jembatan Pulau Balang - Simpang Rencana Bandara VVIP, serta Segmen 5B-2, yang menghubungkan Simpang Rencana Bandara VVIP dengan Riko, akan memulai proses lelang pada September 2023 dengan target kontrak pada November 2023.
Segmen 2 Jalan Tol IKN merupakan bagian dari Tol Balsam. Sedangkan di Segmen 4, ada rencana untuk membangun terowongan bawah laut (immersed tunnel) guna menjaga lingkungan. Di Segmen 4 juga disediakan dua jalur khusus untuk satwa, dalam bentuk semacam terowongan pendek.
"Proses lelang desain untuk immersed tunnel masih berlangsung," ungkap Danis.
Menurut Danis, pembangunan IKN merupakan peluang baik untuk merencanakan kembali kota sesuai dengan prinsip-prinsip teori dan regulasi, karena pembangunan kota ini dimulai dari awal.
“IKN ini didesain pelaksanaannya sampai 2045, yang diharapkan Indonesia menjadi Negara emas atau Negara maju, karena pembangunan IKN bukan hanya pembangunan fisik saja, tetapi di situ ada transformasi kehidupan dan transformasi pekerjaan terutama dalam hal pemanfaatan teknologi," sebutnya.
Selain itu, sambungnya, momentum ini jadi kesempatan untuk berubah, sehingga IKN jadi sarana untuk perubahan semakin baik sejak kemerdekaan hingga di 2045, tepat 100 tahun Indonesia merdeka.
Danis mencontohkan, beberapa transformasi pemanfaatan teknologi yang telah disiapkan antaranya adalah pembangunan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) untuk utilitas bawah tanah, sehingga tidak ada lagi utilitas kabel di luar yang membahayakan.
“Sudah disiapkan box untuk kabel bawah tanah, nanti ada tiga kompartemen tingginya 2,2 meter untuk air, listrik dan IT, nanti di atasnya khusus juga ada pipa gas, ada bak kontrol tiap 100 meter jadi kalau ada perbaikan tidak perlu gali lubang lagi, tidak ada juga utilitas di luar,” pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]