Senada, Wakil Ketua MPR Dr. Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa disamping ada potensi besar pengembangan SDM, juga ada tantangan besar, terutama pada degradasi moral generasi muda bangsa. Judi online dan narkoba, menurutnya adalah dua tantangan paling berat yang mesti diselesaikan melalui penguatan kerjasama antara seluruh pesantren seperti ini.
Dr. Hidayat juga menegaskan bahwa selama ini fungsi dan peran DPR melalui regulasi yang ditetapkannya dalam rangka menjaga dan menjamin eksistensi lembaga pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia tetap utuh dan kuat.
Baca Juga:
Bambang Soesatyo Dukung Langkah Panglima TNI Berantas OPM
Sementara itu, Amich Al-Humamy memaparkan kebijakan transformatif pembangunan manusia dalam RPJPN 2025-2045. Ia menitikberatkan bahwa salah satu tantangannya adalah pada ketersediaan SDM yang unggul. Maka, keberadaan pesantren sebagai penyedia layanan pendidikan bangsa sangatlah strategis, dan harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.
Kiai Amal dan Kiai Lukman Tremas, perwakilan dari pesantren ashriyah dan salafiyah sependapat perlunya terus menjalin ukhuwan dan taawun antar pesantren. Menurut keduanya, setelah adanya UU Pesantren 18/2019, maka diharapkan rekognisi, afirmasi dan fasilitasi pesantren dapat lebih dimaksimalkan oleh pemerintah dan semua stakeholder yang terkait, termasuk dunia perguruan tinggi.
Anggota Komisi VIII DPR RI H. Sudian Noor menyampaikan, bahwa DPR melalui komisi VIII akan terus mendorong Kemenag, Baznas, BPKH dan lembaga lainnya, agar ikut andil dalam proses percepatan kaderisasi sumber daya manusia unggul di lembaga pendidikan Islam.
Menurutnya, dukungan DPR akan menjadi penguat sekaligus dorongan agar tujuan Indonesia Emas 2045 benar terwujud, dengan SDM yang berkualitas.
Baca Juga:
Ketua MPR Bamsoet: Diabetes, Penyakit yang Sangat Ditakuti di Indonesia dan Dunia
Prof. Arif Satria menyoroti peluang dan tantangan bonus demografi Indonesia. Menurutnya, kita perlu belajar dari negara-negara lain yang pernah berhasil menjadikan bonus demografi sebagai momentum kebangkitan teknologi dan kemakmuran ekonomi. Jepang, China dan Korsel adalah diantara negara yang berhasil.
Dirinya juga menegaskan bahwa perguruan tinggi perlu membangun mitra dengan pesantren dalam upaya penguatan SDM ini. Hal itulah yang dilakukannya sebagai Rektor IPB dengan memberikan skema Beasiswa khusus bagi Kader Pesantren.
Senada, Kiai Zulkifli menyatakan perlunya pesantren melakukan transformasi menjadi perguruan tinggi pesantren. Sebab, menurutnya, jika pada masa lalu pesantren dianggap telah berkontribusi melalui lulusannya di pendidikan menengah, maka tantangan masa depan pesantren dituntut berkontribusi melalui lulusan di level pendidikan tinggi.