Saat
itu, ATC memberikan izin. ATC juga memperkirakan, perubahan itu akan menyebabkan
pesawat SJ-182 akan bertemu pesawat lain, yang berangkat dari bandara yang
sama di Bandara Soekarno-Hatta, dengan tujuan yang sama, yaitu Pontianak.
"Maka, SJ-182
diminta berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki," kata Nurcahyo.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Pada
pukul 14.39.47 WIB, pesawat mulai berbelok ke kiri, saat melewati ketinggian 10.600
kaki, dan berada di 046 derajat.
"Tuas
pengatur tenaga mesin sebelah kiri bergerak mundur, atau throttle kiri bergerak mundur, yang kanan tetap," kata
Nurcahyo.
ATC
kemudian memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki. Pilot sempat
menjawabnya pada pukul 14.39.59 WIB.
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
"Ini
adalah komunikasi terakhir yang terekam di rekaman komunikasi pilot di ATC
Bandara Soekarno-Hatta," kata Nurcahyo.
FDR
kemudian merekam bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mencapai ketinggian tertinggi
10.900 kaki pada pukul 14.40.05 WIB.
"Setelah
ketinggian ini, pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif atau disengage, arah pesawat pada saat itu
adalah 016 derajat," kata Nurcahyo.