WahanaNews.co | Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT) mengungkap kondisi dan saat-saat terahir pesawat Sriwijaya
Air SJ-182 sebelum jatuh di sekitar Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 9
Januari 2021.
Data
ini berdasarkan rekaman flight data
recorder atau salah satu bagian dari kotak hitam pesawat tersebut, serta
data dari air traffic controller
(ATC) Bandara Soekarno-Hatta.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Ketua
Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Kapten Nurcahyo Utomo,
mengatakan, pesawat berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.36 WIB.
"FDR
mencatat bahwa pada ketinggian 1.980 kaki, autopilot mulai aktif atau engage," ujar Soerjanto, dalam
konferensi pers pada Rabu (10/2/2021).
Nurcahyo
kemudian menjelaskan, masalah pada pesawat Boeing 737-500 itu bermula saat
mencapai ketinggian 8.150 kaki.
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
"Pada
ketinggian 8.150 kaki, throttle atau
tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri bergerak mundur," kata
Nurcahyo.
"Tenaga
mesin atau putaran mesin juga ikut berkurang, sedangkan mesin sebelah kanan
tetap," tuturnya.
Pada
pukul 14.38.51 WIB, karena kondisi cuaca, pilot kemudian meminta kepada
pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 075 derajat.