WAHANANEWS.CO, Ambon – Tokoh masyarakat Provinsi Maluku, Hamid Rahayaan bantah isu yang beredar dalam siniar media sosial internet, bahwa Komjen Polri Purnawirawan, Marthinus Hukom, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah dalang kerusuhan yang terjadi saat aksi unjukrasa massa yang sedang berlangsung di bulan Agustus 2025 ini.
Marthinus Hukom, pernah menjabat Kepala BNN antara tahun 2023 - 2025 yang sebelumnya menjabat Kepala Detasemen Khusus 88 di tahun 2020 - 2023.
Baca Juga:
RSS : Postingan di Tiktok Oleh Oknum Pengacara Itu yang Menyebutkan Saya Jual Tanah Negara Tidaklah Benar Alias Hoax
Disebutkan Hamid Rahayaan, adalah aset nasional dan putra Maluku yang berprestasi cemerlang, berdedikasi, dan loyal kepada negara Indonesia. Sehingga adalah fitnah yang kejam jika disebut sebagai pengkhianat bangsa.
“Pak Marthinus adalah aset nasional di jajaran Polri dengan reputasi cemerlang. Kalau beliau dicopot, itu hak Presiden dan Kapolri, silakan saja. Tapi jika difitnah seolah-olah terlibat dalam skenario kerusuhan, itu sangat tidak bisa diterima! Jangan korbankan lagi orang Maluku,” sebut Hamid Rahayaan dalam keterangan pers yang disampaikan kepada WAHANANEWS.CO, Senin (1/9/2025).
Sebut Rahayaan yang pernah menjadi penasihat Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj ini, setelah pencopotan dari jabatan di Mabes Polri yang merupakan hak prerogatif Presiden dan Kapolri, kini muncul fitnah yang menyeret nama Marthinus Hukom dalam skenario kerusuhan di tanah air yang bersamaan dengan demonstrasi yang terjadi sejumlah daerah baru-baru ini.
Baca Juga:
Usut Laporan Jokowi soal Ijazah, Polda Metro Jaya Pakai Penyelidikan Bareskrim
Lanjut Rahayaan, ia menegaskan bahwa masyarakat Maluku tak akan tinggal diam melihat putra terbaiknya dikorbankan oleh kepentingan jahat tertentu.
“Fitnah terhadap Marthinus bukan sekadar isu personal, melainkan bentuk pelecehan terhadap harga diri masyarakat Maluku. Kami sudah terlalu sering dikorbankan dalam politik dan kebijakan ekonomi di tingkat pusat. Kini kader terbaik Maluku pun mau dihabisi lewat fitnah,” sesal Hamid.
Ungkap mantan Wali Kota Tual ini, masyarakat Maluku tidak akan membiarkan fitnah ini.
“Rakyat Maluku tentu melakukan perlawanan kepada siapa pun yang mencoba menghancurkan nama baik Marthinus Hukom,” lanjutnya.
Menurut Rahayaan, Maluku sudah menderita karena selama menjadi bagian Indonesia kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat, baik dari segi pembangunan maupun penghargaan terhadap sumber daya manusianya.
“Karena itu, isu fitnah terhadap Marthinus dianggap sebagai bentuk ketidakadilan baru yang memicu kekecewaan mendalam. Bapak Marthinus Hukom bukan hanya milik keluarganya, melainkan kebanggaan rakyat Maluku yang telah mengabdikan jiwa dan raganya di kepolisian demi kepentingan bangsa dan negara,” ujar Hamid.
Rahayaan mengingatkan kepada para penyebar fitnah supaya mawas diri. Hukom tidak berdiri sendiri, akan tetapi adalah putra Maluku yang dijaga oleh masyarakatnya. Jangan, mencari-cari alasan untuk menyudutkan Hukom.
Rahayaan pun meminta Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Polri, Listyo Sigit Prabowo, bersungguh-sungguh memperhatikan serius menyelesaikan fitnahan ini dengan menangkap pembuat fitnah.
“Fitnah ini bukan hanya soal Marthinus Hukom, tapi soal kehormatan kami. Bangsa ini harus tahu, Maluku punya harga diri yang tidak dapat diinjak-injak,” tutup Hamid Rahayaan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]