WahanaNews.co | Flight data
recorder (FDR) atau Perekam Data Penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu telah ditemukan.
FDR merupakan salah satu komponen blackbox di pesawat.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Blackbox sebuah pesawat
memiliki 2 komponen, yakni FDR dan Cockpit Voice
Recorder (CVR) atau perekam suara kokpit.
Berdasarkan keterangan Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), baik FDR maupun CVR terdiri dari 3
bagian.
Pertama, kotak yang menghubungkan blackbox
dengan instrumen yang akan direkam.
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
Kedua, kotak tempat alat untuk perekam itu berada, seperti kaset, CD, atau chip.
Sedangkan yang bundar, adalah Underwater Locator
Beacon (ULB), yang bisa dilacak sinyalnya apabila
pesawat jatuh ke dalam air.
ULB ini merupakan transmitor yang akan
memancarkan gelombang akustik untuk memudahkan pendeteksian.
Yang membedakan dengan CVR, FDR
berfungsi untuk merekam data-data penerbangan.
Alat ini merekam data-data teknis
pesawat, seperti ketinggian, kecepatan, putaran mesin, radar, autopilot dan lain-lain.
Ada 5 sampai 300 parameter data
penerbangan yang direkam dalam blackbox
ini.
FDR mempunyai durasi rekaman 25-30
jam. Artinya, setelah 25-30 jam, data akan terhapus
dengan sendirinya.
CVR dan FDR ini akan hidup secara
otomatis apabila mesin pesawat dihidupkan.
Data yang diperoleh lantas ditampilkan
dalam bentuk grafik maupun transkrip apabila data tersebut berupa percakapan.
Kemudian data bisa divisualkan dengan
animasi melalui software, yang salah
satunya bernama Insight View.
Dengan demikian, bisa diperkirakan posisi pesawat terakhir sebelum kecelakaan.
Blackbox pesawat
Sriwijaya Air SJ-182 yang berupa FDR ini ditemukan oleh
tim penyelam TNI Angkatan Laut (AL).
Kotak hitam pesawat Sriwijaya Air
SJ-182 itu ditemukan di sekitar Pulau Laki dan Pulau
Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, pukul 16.20 WIB.
"Seperti diketahui, FDR sudah
ditemukan," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, dalam jumpa pers di JICT 2, Jakarta, Selasa (12/1/2021).
Sementara, untuk CVR pesawat Sriwijaya
Air SJ-182, saat ini masih dalam pencarian.
Panglima TNI, Marsekal
Hadi Tjahjanto, meyakini lokasi CVR tidak jauh dari
lokasi ditemukannya FDR.
"Satu lagi, Cockpit Voice Recorder (CVR), masih perlu dicari dengan tanpa adanya bantuan, yaitu beacon tersebut.
Namun, kami meyakini semua bahwa karena beacon yang ada di cockpit
voice juga ditemukan di sekitar situ," ucap Marsekal Hadi. [dhn]