Mereka meneliti 159 sampel air dari jaringan air leding dan sumur di negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Secara ekslusif Tempo.co mendapatkan temuan tersebut dari Orb Media dan terlibat dalam publikasikan serentak di sejumlah media terkemuka di seluruh dunia, termasuk The Guardian.
Sebanyak 159 sampel tersebut berasal dari delapan wilayah di lima benua. Di antaranya, yaitu Jabodetabek, Indonesia (21 sampel); New Delhi, India (17 sampel); Kampala, Uganda (26 sampel). Juga di Beirut, Lebanon (16 sampel); Amerika Serikat (36 sampel); Kuba (1 sampel); dan, Quito, Ekuador (24 sampel), dan Eropa (18 sampel).
Baca Juga:
Bahaya Mikroplastik Jika Masuk ke dalam Tubuh Anak
Dari 159 sampel air keran yang diambil dari lima negara tersebut, 83 persen di antaranya mengandung mikroplastik. Mayoritas mikroplastik yang ditemukan (99,7 persen) berukuran 0,1-5 milimeter. Itu berarti ukurannya bisa lebih kecil ketimbang kutu rambut (Pulex irritans) atau plankton Sagitta setosa, yang tidak bakal kelihatan dengan mata telanjang.
Setahun berselang, giliran air minum dalam kemasan botol yang diteliti Orb Media. Penelitian tersebut dilakukan di 19 negara dan memilih satu merek air minum kemasan yang paling populer. Di Indonesia, diambil 30 sampel masing-masing dari Jakarta, Bali, dan Medan. Hasilnya sama saja, tercemar mikroplastik. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.