Selain itu, pada
aspek desain, uang kertas Soles Peru memiliki nilai estetis yang tinggi serta
gambar yang sangat detail.
Desain tersebut harus diterjemahkan
melalui proses pembuatan artwork dan origination, di mana
proses tersebut dikerjakan menggunakan teknik dan
teknologi terbaik yang seluruhnya dilakukan oleh sumber daya Peruri.
Baca Juga:
Viral Uang Rupiah Baru Pecahan 1.0, Bank Indonesia: Hoax
Dalam pencetakan uang kertas Soles
Peru ini, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang digunakan Peruri mencapai
70 persen, meliputi penggunaan tinta yang diproduksi oleh PT Sicpa Peruri
Securink (PT SPS) dan material supporting
lainnya.
PT SPS sendiri merupakan perusahaan
afiliasi antara Peruri dengan perusahaan asal Swiss, Sicpa, sebagai salah satu
perusahaan tinta sekuriti terbesar di dunia.
"Keinginan Kementerian BUMN untuk
terus menjalankan visi BUMN Go Global merupakan sebuah keharusan di tengah
persaingan ekonomi internasional yang sangat ketat saat ini. Saya apresiasi
pencapaian dari Peruri yang mampu menjalankan strategi agresif dan kompetitif
dengan mengungguli perusahaan-perusahaan berkelas dunia lainnya untuk
memenangkan tender multiyears pencetakan mata uang negara Peru," ucap Erick
Thohir, Menteri BUMN RI.
Baca Juga:
Peruri Gelar Pelatihan bagi UMKM dan Penyandang Disabilitas di Karawang
Rupanya keberhasilan Peruri di kancah
internasional kali ini bukan yang pertama kali.
Sebelumnya, Peruri telah mengerjakan
beberapa produk luar negeri, di antaranya uang Nepal,
prangko Nepal, pita cukai
Nepal, paspor Sri Lanka, pita cukai
Pakistan, uang Somalia, uang Argentina, dan prangko Filipina.
"Kiprah Peruri hari ini sangat
membanggakan. Peruri tidak hanya berhasil menembus pasar internasional tetapi
juga menjangkau mitra non tradisional Indonesia. Dan ini adalah wujud dari
upaya kita bersama di dalam mengusung BUMN Go Global untuk terus menangkap
berbagai peluang ekspansi BUMN kita di pasar global. Semoga proses pengiriman
uang ke Peru berjalan dengan lancar. Terima kasih banyak atas kerja sama yang
kita jalankan selama ini," tutur Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. [dhn]