WAHANANEWS.CO, Jakarta - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyambut positif inovasi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh warga Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Menurut mereka, langkah kreatif warga dalam mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) alternatif merupakan bentuk partisipasi publik yang sangat strategis dalam menghadapi krisis pengelolaan sampah nasional.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo Gibran Apresiasi BODT dan Gubernur Sumut yang Akan Sediakan Transportasi Udara Sea Plane di Kawasan Otorita Danau Toba
Inisiatif tersebut dinilai sebagai bukti bahwa solusi atas permasalahan lingkungan tak selalu harus datang dari pusat kekuasaan, melainkan bisa lahir dari semangat gotong royong dan kreativitas masyarakat akar rumput.
Ketua Umum DPP MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di Gunungpati harus menjadi pemicu gelombang inovasi publik di seluruh Indonesia.
“Langkah Kecamatan Gunungpati adalah contoh luar biasa. Mereka tidak menunggu, tapi bergerak. Ini selaras dengan semangat Prabowo-Gibran yang mendorong transformasi lingkungan berbasis kemandirian rakyat,” tegas Tohom, Rabu (4/6/2025).
Baca Juga:
Siapkan 4 Daerah Unggulan, MARTABAT Prabowo Gibran Sebut Cirebon Andalkan Sektor Wisata Dukung Percepatan Realisasi Kawasan Metropolitan Rebana
Tohom memuji inisiatif warga yang menggunakan teknologi sederhana untuk menyuling sampah plastik menjadi cairan mirip BBM. Ia menyebut, jika dikembangkan secara ilmiah dan disokong fasilitas pendukung, pendekatan ini berpotensi mengurangi tekanan terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan menjadi solusi energi alternatif ramah lingkungan.
“Inovasi ini butuh perhatian serius, tidak boleh berhenti hanya sebagai proyek lokal. Negara harus hadir, membantu dari sisi pengujian laboratorium, validasi ilmiah, dan replikasi alat ke wilayah lain,” kata Tohom.
Camat Gunungpati, Al Frida Very Sanavel, menyebut bahwa program ini bermula dari obrolan bersama staf setelah pelantikan Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, yang menjadikan pengurangan sampah sebagai prioritas kebijakan.