"Loh, saya kalau sudah digituin. Enggak gitu, saya mewakili rakyat Bali. Kenapa sih? Kebayang enggak buang-buang duit-duit melulu, mau dijadikan hub, enggak aku bilang, saya bilang, kalau enggak percaya panggil saja menterinya," ujarnya.
Megawati mengaku dirinya juga sempat bertanya kepada Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi terkait rencana pembangunan bandara baru di Pulau Dewata.
Baca Juga:
Jimly Ungkap Kebesaran Hati Megawati: Terima Kekalahan dan Tak Gugat ke MK
"Kenapa sih? Saya nanya kepada bapak Budi Karya, sebenarnya Ngurah Rai itu kenapa toh, kalau runway-nya dibikin satu lagi. Coba, pertanyaannya sekarang kalau ada di Buleleng, dengan pandemi kemarin sampai sekarang ini ndak mabuk itu. Siapa yang mau naik dari sana. Coba pikirin," katanya.
"Kalau Bung Karno kan sudah mikir turun di Ngurah Rai, berarti one day kalau jadi itu di Buleleng jadi pesawat itu. Yang Ngurah Rai iya, Buleleng iya, tidak sumpek itu bagi rakyat Bali. Yang datang kan orang asing semua, warga Indonesia berapa sih," ujarnya.
Megawati menilai keberadaan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai saat ini sudah cukup. Terlebih sudah ada Bandara Internasional Juanda di Surabaya dan Bandara Internasional Banyuwangi.
Baca Juga:
Megawati Ungkap Alasan Larang Menteri-menteri PDI-P Mundur
"Saya pernah presiden loh. Namanya Ngurah Rai, Bali, terus Banyuwangi, terus Surabaya, dibikin tiga triangle gitu. Itu kan persoalan teknis hanya tower, jangan dipikir (saya) enggak ngerti, tower saja. Itu kan memberikan juga orang untuk bisa di tiga tempat," katanya.
"Dari Surabaya dia nginep, dari Banyuwangi hanya nyeberang ke Gilimanuk ini bisa terus. Bagaimana saya tidak ngamuk saya ngamuklah. Bilang, tulis ibu Mega ngamuk, boleh dong. Lah iya jangan dong, rakyat yang mau dibantu atau sorry orang-orang kayanya. Iya enggak lah, saya inginnya dua-dua," ujar Megawati menambahkan.
Sebelumnya, pemerintah telah menghapus proyek Bandara Internasional Bali Utara dari Proyek Strategis Nasional (PSN) pada pertengahan tahun lalu.