WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan pentingnya perpaduan antara pendidikan dan nilai spiritual dalam membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) unggul.
Menurutnya, kolaborasi keduanya akan melahirkan insan profesional yang tidak hanya mumpuni secara teknis, tetapi juga memiliki integritas moral serta etika yang kokoh.
Baca Juga:
RI Dorong Perundingan Indonesia-Mercosur CEPA dan Peningkatan Dagang dengan Uruguay
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat meresmikan Masjid Al-Mizan yang berada di lingkungan Kampus Akademi Metrologi dan Instrumentasi, Sumedang, Rabu (17/9/2025).
Acara peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti sebagai simbol resmi berdirinya masjid.
“Kehadiran rumah ibadah ini menjadi wujud nyata komitmen Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam mencetak SDM unggul. SDM tersebut tidak hanya berkompeten secara teknis, tetapi juga memiliki landasan etis dan moral yang kuat,” ujar Budi.
Baca Juga:
Trade Expo Indonesia 2025 Hadir Sebulan Lagi, Indonesia Siap Sambut Buyer Internasional
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa masjid memiliki fungsi luas dan strategis.
“Sejak zaman Rasulullah saw., masjid menjadi pusat peradaban, ruang untuk bermusyawarah, serta tempat memikirkan kemajuan umat, bangsa, dan negara,” katanya.
Mendag berharap Masjid Al-Mizan bisa menjadi ruang multifungsi bagi mahasiswa.
“Saya berpesan agar Masjid Al-Mizan senantiasa dimakmurkan, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai ruang diskusi keilmuan, pembinaan karakter, serta penguatan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan,” ucapnya.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perdagangan (BPSDMP), Mardyana Listyowati, turut menjelaskan proses pembangunan masjid tersebut.
Menurutnya, pembangunan berlangsung selama enam bulan, yakni dari Juli hingga Desember 2024, menggunakan DIPA Biro Umum Sekretariat Jenderal Tahun Anggaran 2024.
“Dalam konteks Islam, Al-Mizan adalah simbol keadilan dan kebenaran. Istilah ini selaras dengan hakikat kemetrologian yang merupakan fokus utama pembelajaran di Akademi Metrologi dan Instrumentasi,” kata Mardyana.
Sementara itu, perwakilan sivitas akademika, Willi Sutanto, menilai keberadaan Masjid Al-Mizan akan membawa manfaat besar bagi mahasiswa.
Menurutnya, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan positif.
"Dengan adanya Masjid Al-Mizan, mahasiswa dapat melaksanakan salat Jumat tanpa perlu keluar kampus. Selain itu, masjid memiliki ruang yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas positif, seperti diskusi antarsesama mahasiswa, kerja kelompok, dan rapat," ungkap Willi.
Masjid Al-Mizan sendiri berdiri di atas lahan seluas 760 meter persegi, dengan daya tampung hingga 300 jamaah.
Bangunan ini terdiri atas lantai dasar seluas 516,6 meter persegi dan lantai atas seluas 243,4 meter persegi, dilengkapi fasilitas pendukung untuk menunjang kegiatan ibadah dan aktivitas mahasiswa.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]