Oleh ERIZELI JELY BANDARO
Baca Juga:
Mengenal Sosok Bacalon Bupati Toba dr Suryadi, Bergerak Bidang Kesehatan Hingga Perjalanan Karirnya
APA yang saya suka dari Direksi LPI terpilih sekarang adalah mereka orang yang
tumbuh dan berkembang dalam bisnis keuangan berfokus kepada standar kepatuhan terhadap risiko.
Mereka
bukan orang yang berburu uang, tetapi
mereka didatangi uang. Itu karena kepatuhan mereka terhadap business process keuangan.
Baca Juga:
Dalam
karirnya, mereka bekerja di lembaga perbankan dan investasi
berkelas dunia. Bukan perusahaan kelas lokal.
Artinya, kalau kompetensinya rendah, enggak mungkin mereka dapat kepercayaan begitu besar.
Saya cukup
ulas CEO dan Wakil
CEO. Karena itu key person dalam management.
Ridha DM
Wirakusumah
Ketika
dia bergabung di Khasanah Malaysia (Sovereign
Wealth Fund Malaysia), dia dapat tugas mengakuisisi PT Bank Internasional
Indonesia Tbk dari Temasek Singapura.
Melalui
anak perusahaan Khasanah Malaysia, Malayan Banking Bhd (Maybank) berhasil
membeli55,6 persen
saham di PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) dengan harga 4,26 miliar
ringgit Malaysia atau sekitar Rp 11,8 triliun.
Saham
BII itu tadinya dikuasai oleh konsorsium Sorak Financial Holdings Pte Ltd yang
terdiri dari Temasek 75% (Fullerton Financial Holdings)dan Korea 25% (Kookmin
Bank).
Maybank
mengambil 100 persen saham Sorak Financial Holdings Pte Ltd dengan harga awal 4,8 miliar ringgit Malaysia.
Hebatnya,
Maybank membeli saham BII dengan potongan harga 758,9 juta ringgit Malaysia
(sekitar Rp 2,1 triliun) dari harga awal 4,8 miliar ringgit Malaysia (sekitar
Rp 13,3 triliun).
Artinya, kalaulah skema pembiayaannya tidak hebat, mana
mungkin dapat dukungan pembiayaan dan potongan harga.
Kehebatan
Ridha, karena latar belakangnya yang prestisius di bidang keuangan.
Dia
pernah berkarier di Citibank sebagai Vice President Corporate Banking Group
Head di Citibank Jakarta pada tahun 1987-1993.
Ia juga
tercatat pernah menjadi Head of Corporate Finance di Bankers Trust Jakarta
(1993-1995).
Pasca di
Bankers Trust,ia melanjutkan kariernya sebagai President and CEO Asia
Pacific di General Electric Consumer Group Company sepanjang 1995-2006.
Lalu, pada tahun 2006-2008, Ridha menjadi CEO AIG Consumer
Finance, Hong Kong.
Ridha
profesional murni. Dia tidak terkait dengan politik dan tentu tidak ada waktu
bergaul dengan politisi.
Arief Budiman
Arief
Budiman pernah berkarir di Pertamina.
Selama 4
tahun menjadi Direktur
Keuangan Pertamina, dia
berhasil menarik dana untuk pembiayaan aksi korporat dalam rangka akuisisi blok
minyak di luar negeri.
Sebelum
bergabung dengan Pertamina, Arief adalah Direktur Utama PT McKinsey
Indonesia selama 2004-2014.
McKinsey
& Company merupakan perusahaan konsultan manajemen multinasional.
Hampir
semua perusahaan yang terdaftar dalam Fortune
500 adalah kliennya, dan 85%
klien mereka adalah perusahaan
berkelas dunia.
Konsultan
pemindahan ibukota baru di Kaltim pun adalah
McKinsey.
Jadi, visi keuangan internationalnya, dan tentu network
financial, juga
luas. (Erizeli Jely Bandaro, Kontributor)-qnt