Teknologi pengurang emisi
Indonesia secara resmi menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan G20 yang berlangsung selama setahun dari 1 Desember 2021 hingga KTT G20 pada November 2022.
Baca Juga:
Indonesia Tegaskan Komitmen di COP30, PLN Siap Pimpin Transisi Menuju NZE 2060
Terdapat tiga isu prioritas yang dibahas dalam forum G20, yakni arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital dan ekonomi.
Kementerian ESDM mengusulkan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS) menjadi salah satu proyek kerja sama dalam forum G20.
Pemerintah Indonesia memandang bahwa pengembangan teknologi itu merupakan salah satu strategi mengurangi emisi bagi hampir semua anggota G20.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dukung Langkah Pemerintah Belajar ke India, Minta Implementasi Teknologi PLTS Murah Tak Sekadar Wacana
Beberapa anggota sudah memiliki kebijakan dan proyek skala besar, sedangkan beberapa anggota masih dalam proyek percontohan dan sisanya masih dalam tahap inisiasi.
Sejauh ini, Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Jepang terkait pengembangan proyek CCUS dan akan meningkatkan kerja sama dengan negara lain yang juga telah memiliki pengalaman dalam mengembangkan teknologi tersebut, seperti Amerika Serikat dan Kanada.
Dalam Skenario Pembangunan Berkelanjutan Badan Energi Internasional, di mana emisi karbon dioksida global dari sektor energi turun menjadi nol bersih pada tahun 2070, CCUS menyumbang hampir 15 persen dari pengurangan kumulatif emisi ketimbang Stated Policies Scenario.