WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan terobosan besar dalam sistem layanan kesehatan, khususnya untuk memperkuat skrining kanker paru.
Penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker di Indonesia, dan kini ditetapkan sebagai prioritas dalam pembangunan fasilitas kesehatan.
Baca Juga:
Anggaran MBG Rp 1,2 Triliun Per Hari, Siap Layani 82,9 Juta Warga Indonesia
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri Pertemuan Tahunan ke-5 Asian Association for Pediatric and Congenital Heart Surgery (AAPCHS) yang digelar bersamaan dengan Pertemuan Ilmiah Himpunan Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular Indonesia (PIT HBTKVI) di Bali.
“Kanker, sebagai strategi bukan pada pengobatan, tetapi pada deteksi dini. Karena kalau kita bisa identifikasi sejak awal, maka peluang hidup pasien jauh lebih besar,” kata Menkes Budi seperti dikutip InfoPublik, Senin (8/9/2025).
Menkes menjelaskan bahwa upaya deteksi dini, terutama jika kanker ditemukan pada stadium awal, bisa mencegah pasien menjalani prosedur invasif seperti kemoterapi atau radioterapi.
Baca Juga:
Makan Bergizi Gratis Jadi Langkah Nyata Dukung SDGs 2030
Sebaliknya, terapi yang dilakukan cukup dengan operasi, yang secara signifikan meningkatkan peluang kesembuhan.
Langkah ini menjadi bagian dari agenda besar Kementerian Kesehatan dalam mengurangi angka kematian akibat penyakit tidak menular, terutama kanker dan penyakit jantung.
“Apapun infrastrukturnya, ujungnya kembali pada manusianya. Tapi dengan skrining yang lebih baik, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa,” tegasnya.
Sebagai bagian dari implementasi, Kemenkes saat ini tengah mendistribusikan CT Scan dosis rendah ke seluruh wilayah kota di Indonesia.
Teknologi ini memungkinkan proses deteksi kanker paru dilakukan secara lebih cepat dan menjangkau lebih banyak pasien secara merata.
Selain itu, disiapkan pula 514 laboratorium imunohistokimia untuk mendukung diagnosis dengan presisi lebih tinggi.
Lab ini akan tersebar di berbagai daerah sebagai penunjang layanan kanker yang lebih merata.
Di tingkat provinsi, pemerintah juga akan membangun laboratorium patologi anatomi berbasis teknologi Next Generation Sequencing (NGS).
Fasilitas ini akan membantu mempercepat proses diagnosis dan menentukan terapi yang paling sesuai untuk tiap pasien secara personal.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]