WahanaNews.co | Dua negara akan menjadi investor utama pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara. Yakni, Kerajaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Ketiga
Kabar tersebut disampaikan Luhut secara virtual pada perayaan Dies Natalis Ke-60 Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di Balikpapan kemarin (21/5).
Luhut meyakinkan, pembangunan IKN menarik minat besar dari investor mancanegara. Dia menegaskan, tidak benar jika pembangunan IKN dinilai minim pendanaan.
”Saya sudah bertemu dengan Mohammed bin Salman, putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, yang menyatakan akan berinvestasi sangat besar. Selain itu, Uni Emirat Arab melalui Indonesia Investment Authority menyiapkan investasi USD 20 miliar,” kata Luhut dalam pernyataan tertulis kemarin.
Baca Juga:
Kanwil Kemenag Kaltara Alokasikan 221.000 Jatah Haji untuk Tahun 2025
Menurut pria kelahiran Sumatera Utara tersebut, saat ini pembangunan Indonesia jauh lebih merata. Banyak industri baru yang tumbuh di berbagai daerah di luar Jawa.
Termasuk di Kalimantan. Misalnya, pembangunan industri energi baru di Kaltara, kemudian pembangunan IKN di Kaltim.
”Investasi yang dulu hanya berpusat di Jawa dan Sumatera kini tersebar ke berbagai daerah lain, termasuk Kalimantan. Di sinilah para pemuda, termasuk GAMKI, harus memainkan perannya karena banyak sekali lapangan kerja serta program UMKM yang terbuka luas,” ungkap Luhut.
Dia menyatakan, IKN Nusantara diperuntukkan generasi muda yang menikmatinya pada masa mendatang.
Bentuknya tidak akan kalah dari kota-kota modern di dunia seperti Neom di Arab Saudi, Dubai di Uni Emirat Arab, dan Shenzhen di Tiongkok.
”IKN akan menjadi kota berkelas dunia bagi semuanya. Sudah banyak pihak yang memberi hormat atas konsep kita membangun ibu kota baru,” ujar Luhut.
Luhut menuturkan, pemindahan kantor-kantor utama pemerintahan pusat dari Jakarta ke IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, diharapkan selesai pada kuartal kedua 2024. [tum]