Menkominfo juga berharap, tidak ada pihak yang membenturkan
keberadaan 4G dan 5G di Indonesia. Misalnya, kata Johnny, dengan
mempertanyakan, "Untuk apa memulai 5G, jika 4G saja belum selesai atau
kecepatannya masih lemot?".
"Kita pahami itu, kita ketahui itu. Tapi kita harus
melakukan breakthrough (terobosan). Dan terobosan yang dilakukan adalah koeksis
4G dan 5G," lanjut Johnny.
Baca Juga:
Segera Transisi ke 4G, XL Axiata Matikan Layanan 3G di 343 Kota
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, penggelaran 5G ini tidak
bisa langsung digelar di seluruh wilayah Tanah Air, karena harus disesuaikan
dengan kematangan ekosistem 5G yang ada.
Untuk diketahui, Telkomsel sendiri memang mengusung jaringan
5G non-standalone (NSA), pada komersialisasi perdana 5G ini. Artinya, jaringan
5G yang disediakan oleh Telkomsel sedianya masih menggunakan infrastruktur
jaringan 4G yang sudah ada, bukan infrastruktur jaringan 5G baru, atau
standalone (SA).
Dalam menggelar 5G, Telkomsel menggunakan pita frekuensi
2.300 MHz untuk data plane dan pita frekuensi 1.800 MHz untuk control plane.
Terakhir, Johnny turut menyampaikan arahan Presiden Joko Widodo soal
penggelaran 5G di Tanah Air. "Presiden mengingatkan, deployment 5G, harus memperhatikan
dampaknya dan kita mitigasi risikonya. Agar penerapan 5G di Indonesia
bermanfaat untuk kepentingan bangsa dan kesejahteraan masyarakat
Indonesia," kata Johnny. [qnt]
Baca Juga:
Kanada Ogah Pakai Teknologi 5G Huawei dan ZTE
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.