Sementara itu, 32,8 persen lainnya menyatakan tidak setuju Jokowi melakukan kocok ulang jajaran kabinet. Itu terdiri dari 28,1 persen responden yang tidak setuju dan 4,7 persen yang sangat tidak setuju. Sebanyak 7,9 persen lainnya tidak menjawab.
Menurut Hanta, dorongan reshuffle ini terkait dengan tingkat kepuasan terhadap pemerintah, yang merupakan indikator paling relevan untuk menilai kinerja sebuah pemerintahan.
Baca Juga:
Istana Buka Suara Soal Isu Reshuffle Kabinet Rabu Besok
Penilaian kepuasan publik ini memiliki konsekuensi serius setidaknya kepada dua hal. Konsekuensi pertama, kata Hanta, "Puas tidaknya publik mengindikasikan perlu tidaknya penggantian menteri (reshuffle) secara umum."
Konsekuensi kedua, lanjutnya, adalah pencarian terhadap calon presiden figur alternatif. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.