WAHANANEWS.CO, JAKARTA - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menerangkan proses pengajuan gelar pahlawan untuk Soeharto berasal dari masyarakat dan telah melalui beberapa tahapan awal, termasuk seminar dan masukan dari tokoh serta sejarawan.
"Masukan dari masyarakat lewat seminar, dan lain sebagainya. Nah, setelah seminar selesai, ada sejarawannya, ada tokoh-tokoh setempat, dan juga narasumber lain yang berkaitan dengan salah seorang tokoh yang diusulkan jadi pahlawan nasional," ujar Saifullah usai acara halalbihalal Menko PM di Jakarta, dikutip dari Merdeka, Selasa (22/5/2025).
Baca Juga:
Mensos Saifullah Klaim Selama Ini Penyaluran Bansos Belum Tepat Sasaran
Setelah usulan diterima, prosesnya dilanjutkan ke tingkat bupati/wali kota, lalu ke gubernur, untuk kemudian dibahas dalam seminar lanjutan sebelum diteruskan ke Kementerian Sosial.
"Setelah itu, nanti prosesnya naik ke atas, ke gubernur. Ada seminar lagi, setelahnya baru ke kami," jelasnya.
Kementerian Sosial melalui Ditjen Pemberdayaan Sosial akan membentuk tim khusus untuk menelaah nama-nama calon pahlawan dari berbagai provinsi.
Baca Juga:
DTKS Resmi Dihapus Diganti DTSEN, Ini Penjelasan Mensos Gus Ipul
"Timnya juga terdiri dari berbagai pihak. Ada akademisi, sejarawan, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat," lanjutnya.
Selanjutnya, setelah seluruh kajian dan masukan dirampungkan, daftar calon pahlawan nasional akan difinalisasi dan dikirimkan ke Dewan Gelar untuk tahap akhir penetapan.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar, Hetifah Sjaifudian mendukung terhadap usulan agar Presiden ke-2 RI, Soeharto, dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Menurutnya, dukungan tersebut sejalan dengan tujuan yang bersifat positif dan menyangkut kepentingan bangsa.