WahanaNews.co | Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan pihaknya menerapkan strategi ekonomi biru yang dinilai memiliki kemampuan yang sangat besar dalam rangka menghambat laju perubahan iklim.
"Kemampuan karbon biru ini sering dikatakan lebih besar dibandingkan kemampuan yang sama dari vegetasi daratan, atau karbon hijau," kata Menteri Trenggono dalam keterangan di Jakarta, Senin (18/4/22).
Baca Juga:
KKMD Provinsi Gorontalo Gelar Rapat Kendalikan Kerusakan Pesisir dan Mangrove
Berdasarkan data, lanjutnya, Indonesia memiliki peran penting dalam hal mitigasi perubahan iklim dari aspek karbon biru karena memiliki ekosistem mangrove seluas 3,36 juta hektare dan padang lamun seluas 3 juta hektare yang berpotensi hingga 17 persen sebagai cadangan karbon biru dunia.
Ia mengemukakan, strategi ekonomi biru yang diterapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan kesehatan laut dalam rangka menahan laju perubahan iklim, serta mempercepat pembangunan ekonomi berbasis kelautan secara berkelanjutan.
Strategi tersebut berupa penguatan ekosistem karbon biru (blue carbon) dengan memperluas dan menjaga secara ketat kawasan konservasi mangrove, padang lamun, dan terumbu karang.
Baca Juga:
BMKG Kalsel Intensifkan Edukasi Masyarakat Terkait Peningkatan Suhu Signifikan Lima Dekade Terakhir
Kemudian, menerapkan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan perikanan budidaya berkelanjutan, serta penataan pemanfaatan ruang laut dan pulau-pulau kecil yang mengutamakan perlindungan ekosistem.
“Laut dan ekosistem pesisir mempunyai fungsi penting dalam pengendalian perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Untuk menyukseskan berjalannya strategi ini, Menteri Trenggono berharap penguatan sinergi dengan berbagai pihak, di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, antara lain dalam hal merestorasi ekosistem mangrove.