WahanaNews.co | Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menghadiri pembukaan Pesta Iman dan Remaja (PIARA) 2024 sekaligus Launching Gereja Ramah Anak (GRA) di Retreat Center Taman Jubelium GBKP Sukamakmur, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Acara ini dihadiri sebanyak 15.000 anak dan remaja serta pendampingnya.
Baca Juga:
Arifah Fauzi Sebut 3 Program Prioritas Kemen PPPA Butuh Sinergi Antar Kementerian dan Lembaga
Menteri PPPA mengungkapkan anak-anak dan remaja mempunyai hak untuk berpartisipasi dan berperan aktif dalam pembangunan melalui suara-suara mereka.
Mereka juga dapat membantu memberi informasi, serta menyusun program dan kegiatan untuk anak dan remaja di Gereja sebagai alternatif solusi atas permasalahan anak dan remaja menurut sudut pandang mereka.
"Apresiasi saya sampaikan kepada Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang telah menyelenggarakan kegiatan yang sangat penting dan strategis, karena mempertemukan anak-anak dan remaja dari perwakilan GBKP seluruh Indonesia. Saya berharap komitmen GBKP terus menguat, sehingga peran dan kontribusi gereja dalam memenuhi hak dan melindungi anak-anak Indonesia semakin dapat dirasakan oleh masyarakat," katanya.
Baca Juga:
Kemen PPPA Kawal Kasus Penyekapan Anak di Jakarta
Menurut Menteri PPPA, berdasarkan Konvensi Hak Anak (KHA) dan Undang-Undang Perlindungan Anak, keberadaan Gereja Ramah Anak (GRA) menjadi bagian penting dalam pemenuhan hak anak dan perlindungan anak.
Konsep dari Gereja Ramah Anak (GRA) itu sendiri adalah bukan membangun gereja baru, tetapi bagaimana memanfaatkan Gereja yang sudah ada untuk pemenuhan hak anak dalam memanfaatkan waktu luang dengan bentuk kegiatan Positif, Inovatif, dan Kreatif, yang terintegrasi dengan kegiatan gereja.
"Peran Gereja juga dapat terus ditingkatkan sebagai garda terdepan dalam membantu mewujudkan lingkungan yang menjamin terpenuhinya hak dan terlindunginya anak-anak dari berbagai kasus kekerasan, khususnya kekerasan seksual yang menimpa anak-anak Indonesia,” ujarnya.
Hal ini dapat diwujudkan melalui peningkatan pelayanan gereja yang berorientasi pada kepentingan terbaik anak, sesuai tumbuh kembang anak, tanpa kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.
Juga dapat meningkatkan partisipasi anak dalam kegiatan Gereja, serta mengoptimalkan fungsi Gereja sebagai ruang publik agar anak dapat berkegiatan positif sekaligus mendekatkan nilai-nilai agama secara nyaman dan aman termasuk bagi anak disabilitas dan anak-anak yang kurang beruntung lainnya.
Kemen PPPA telah membentuk Forum Anak sebagai wadah partisipasi anak yang menampung aspirasi dan suara anak dan dikelola oleh Anak.
Forum Anak dibentuk di berbagai tingkatan wilayah mulai dari tingkat Nasional, provinsi hingga desa/kelurahan. Forum Anak berperan aktif dalam pembangunan sebagai pelopor dan pelapor (2P) maupun melalui partisipasi anak dalam perencanaan pembangunan.
"Anak-anak memiliki sudut pandang, pengetahuan dan pengalaman yang berbeda dengan orang dewasa. Salah satu prinsip dasar yang sangat penting, yang harus diterapkan dalam sebuah Gereja Ramah Anak adalah memberikan ruang seluas-luasnya untuk anak berpartisipasi, termasuk melibatkan anak dalam pengambilan keputusan," imbuhnya.
Menteri PPPA berharap anak-anak dapat menyerap ilmu sebanyak-banyaknya sekaligus memperdalam iman melalui berbagai kegiatan yang telah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kalian di berbagai bidang.
"Bunda ingin kalian selalu ingat, Ayah dan Bunda akan selalu ada disamping kalian untuk membantu kalian melewati segala tantangan yang ada dan siap melindungi kalian, serta memenuhi hak kalian,” kata Menteri PPPA.
Ia juga berharap kegiatan ini dapat meningkatkan sinergi, kolaborasi dan komitmen kita bersama untuk mewujudkan lingkungan yang menjamin terpenuhinya hak dan terlindunginya anak-anak serta memperkuat nilai-nilai agama.
“Semoga segala usaha dan kerja keras kita dalam mewujudkan Gereja Ramah Anak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan," katanya.
Sementara itu, Pj Gubernur Sumatera Utara, Agus Fatoni mengungkapkan kegiatan PIARA yang melibatkan kurang lebih 15.000 anak dan remaja ini merupakan kegiatan yang sangat produktif sekaligus memberikan bekal untuk masa depan anak-anak sebagai generasi penerus harapan bangsa.
Untuk bisa memperkuat generasi yang akan mendatang dibutuhkan tekad untuk terus belajar, tetap semangat, dan tidak lupa untuk meningkatkan iman.
"Besar harapan, peresmian GRA Ini menjadi contoh bagi daerah lain dalam rangka memperkuat ilmu anak-anak sekaligus memberikan pemenuhan hak anak. Semua harus besinergi dan berkolaborasi memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita,” pungkasnya.
Pemprov sumut sendiri sangat mendukung upaya-upaya sinergi dan kolaborasi dalam rangka memberikan pemenuhan hak dan perlindungan anak di seluruh Indonesia.
[Redaktur: Zahara Sitio]