WahanaNews.co | Tidak ada akses jalan, Warga Desa Kedung Gading, Kecamatan Ringinarum, Kendal, Jawa Tengah, terpaksa menyeberang sungai menantang maut untuk bisa menyeberang ke desa lain lantaran tidak ada jembatan di sana.
Bahkan sejumlah warga nekat menggunakan motornya untuk menyeberangi sungai, namun, jika hujan deras warga terapaksa memutar mengingat tidak ada jembatan penyeberangan. Padahal jalur tersebut vital bagi warga untuk perekonomian dan pendidikan anak-anak.
Baca Juga:
Jembatan Runtuh di Banda: Rombongan Calon Bupati Terjun ke Laut, 7 Nyawa Melayang
Jalur yang masih setapak tersebut sudah digunakan warga Dusun Tapak Timur, Desa Kedung Gading, Kecamatan Ringinarum, Kendal, Jawa Tengah, sejak puluhan tahun. Akses itu adalah yang tercepat untuk ke pusat desa atau ke lahan pertanian warga serta ke sekolah anak-anak.
Selain melintasi jalan setapak, warga dan anak-anak terpaksa melewati sungai. Harus ekstra hati-hati saat menyeberang melintas sungai, karena selain arus deras juga licin.
Sudah lama dan hampir setiap hari mereka melewati derasnya aliran Sungai Blukar untuk beraktivitas ke desa sebelah. Derita mereka semakin bertambah saat hujan deras menerjang, debit air sungai tinggi dan arus semakin deras sehingga tidak memungkinkan untuk menyeberang dan terpaksa mencari jalan lain yang jaraknya mencapai 10 kilometer dan butuh waktu 30 menit dengan melewati 4 desa lainnya.
Baca Juga:
Satgas TMMD di Tapanuli Tengah Wujudkan Akses Penyeberangan dengan Jembatan Baru
Kepala Desa Kedunggading Budiyono mengatakan, pembangunan jembatan sudah diusulkan sampai lima periode kepala desa.
"Pada 2019, usulan pembangunan jembatan sudah diterima pemerintah kabupaten masuk ABPD Kabupaten Kendal, namun tidak dikerjakan karena ada kendala teknis," kata Budiyono, Kamis (29/9/2022).
Warga pun berharap jembatan penghubung antar desa tersebut segera dibangun sehingga mempermudah akses warga untuk beraktivitas. [rsy]