WAHANANEWS.CO, Jakarta - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo–Gibran menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inovasi pengelolaan sampah berbasis komunitas di Indonesia yang kini menjadi rujukan dunia internasional.
Respons positif ini muncul setelah berbagai program kolaboratif Indonesia -- mulai dari Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI), pengelolaan sampah sungai berbasis teknologi, hingga pemberdayaan masyarakat seperti yang berlangsung di Kampoeng Oase Ondomohen Surabaya -- menjadi sorotan lembaga global seperti UNDP dan pemerintah Uni Emirat Arab (UEA).
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Imbau Koperasi Desa Merah Putih Alokasikan Dana untuk Bangun Bank Sampah
MARTABAT menilai, model Indonesia yang memadukan teknologi, gerakan sosial, ekonomi sirkular, dan pemberdayaan komunitas telah menghadirkan standar baru dalam tata kelola lingkungan modern.
“Ini bukti bahwa bangsa kita tidak hanya mampu menyelesaikan persoalan domestik, tetapi juga menghasilkan model yang dipelajari dunia,” demikian pernyataan resmi organisasi tersebut.
Ketua Umum MARTABAT Prabowo–Gibran, KRT Tohom Purba, menilai bahwa pengelolaan sampah berbasis komunitas seperti GRADASI dan inovasi Kampoeng Oase Ondomohen merupakan contoh bagaimana solusi lokal mampu naik kelas menjadi proyek berskala internasional.
Baca Juga:
Berlomba-lomba Buat Inovasi, MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Solusi ITS dengan Sistem Pelacakan Sampah Digital
Menurutnya, keberhasilan ini tidak terjadi secara kebetulan, melainkan hasil konsistensi masyarakat dalam menerapkan pemilahan sampah dari sumber, pengolahan maggot, urban farming, hingga integrasi ekonomi kerakyatan melalui bank sampah dan pemanfaatan hasil daur ulang untuk kegiatan sosial.
“Kampung-kampung ini tidak hanya membersihkan lingkungan, tetapi menciptakan ekosistem produktif. Ini transformasi sosial-ekonomi berbasis lingkungan yang jarang dimiliki negara lain,” ujar Tohom, Selasa (9/12/2025).
Ia menambahkan, pengakuan internasional melalui UNDP dan mitra dari UEA memperlihatkan bahwa pendekatan Indonesia semakin relevan dengan agenda global seperti circular economy, ketahanan pangan, dan pembangunan rendah karbon.
“Dunia melihat bahwa kita sedang membangun model baru, yakni ekologi yang berpadu dengan kemandirian ekonomi,” tegasnya.