WahanaNews.co | Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mendorong seluruh guru honorer untuk mendaftar Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Di mana
seleksi PPPK 2021 guru honorer mendapatkan banyak afirmasi.
Baca Juga:
Pantas Anggota DPR Ngamuk ke Nadiem, Ternyata 17 Sekolah di NTT Mangkrak 2 Tahun
"Tahun
ini, pemerintah memberikan banyak afirmasi kepada guru honorer yang ikut
seleksi PPPK 2021. Jangan sampai disia-siakan," kata Menteri Nadiem, Sabtu
(3/7/2021).
Dia
menyampaikan beberapa perubahan positif yang ingin dicapai dengan rekrutmen
guru PPPK.
Pertama,
perubahan status dari honorer ke PPPK akan membawa jaminan kesejahteraan
ekonomi bagi guru, yang meliputi gaji dan tunjangan profesi.
Baca Juga:
Meledak-ledak Saat Semprot Mendikbud Nadiem, Inilah Profil Anggota DPR Anita Jacoba
Kedua,
perubahan status akan memungkinkan lebih banyak guru mengikuti program-program
peningkatan kompetensi dan sertifikasi.
"Peningkatan
kompetensi ini sangat penting untuk jaminan ekonomi dan karir jangka panjang
guru, serta kualitas pengajaran yang diterima oleh pelajar Indonesia,"
ujarnya.
Ketiga,
program guru PPPK juga menjadi alternatif rekrutmen.
Nadiem
mengungkapkan, berdasarkan Dapodik (data pokok pendidikan) tahun 2020, sebanyak
59 persen guru honorer di sekolah negeri telah berusia lebih dari 35 tahun,
sehingga tidak bisa lagi mengikuti ujian seleksi CPNS.
Sebagai
upaya untuk menyukseskan target seleksi satu juta guru profesional menjadi
PPPK, ujian seleksi akan dilakukan sebanyak tiga kali, yakni pada Agustus,
Oktober, dan Desember.
"Sehingga
pendaftar memiliki tiga kali kesempatan untuk mencoba," kata Nadiem.
Selain
itu, Kemendikbudristek menyediakan materi pembelajaran sebagai persiapan
mengikuti ujian seleksi yang dapat diakses secara daring di platform guru
belajar dan berbagi.
"Kami
berharap agar program ini bisa mengatasi tantangan kurangnya ketersediaan guru
profesional. Saya juga berharap program ini bisa meningkatkan jaminan
kesejahteraan para guru, garda depan pendidikan dan masa depan Indonesia," kata
Nadiem Makarim. [dhn]