Peluncuran film Jejak Rasa Yogyakarta dan trilogi buku Nasi, Sambal, dan Soto sendiri merupakan inisiasi dari Didit Hediprasetyo Foundation.
Film berdurasi enam menit karya sutradara ternama Garin Nugroho itu mengangkat sisi lain Yogyakarta yang terkenal dengan kekayaan budaya, keramahan masyarakat, dan tradisi kuliner, dikemas dalam sentuhan artistik modern.
Baca Juga:
Migrasi Data PBI JKN dari DTKS ke DTSEN Lebih Akuratkah (?)
Sementara itu, buku trilogi kuliner yang terdiri dari tiga judul utama menghadirkan eksplorasi mendalam tentang kuliner Indonesia, bukan hanya lewat resep masakan, tetapi juga melalui kisah, tradisi, dan makna yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Kesuksesan Paviliun Indonesia di ajang bergengsi ini juga tidak lepas dari dukungan mitra strategis, mulai dari sektor swasta hingga lembaga pemerintah.
Di antaranya adalah Astra, Artha Graha Peduli, KAPPI, Pertamina, Barito Pacific Group, Royal Golden Eagle (RGE), Indofood, Japfa, BPDP, Garuda Indonesia, Telkomsel, serta berbagai kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan instansi terkait lainnya.
Baca Juga:
Makan Bergizi Gratis Jadi Langkah Nyata Dukung SDGs 2030
Dengan kombinasi seni, kuliner, budaya, dan kerja sama bisnis, Paviliun Indonesia di Osaka menjadi bukti nyata bagaimana promosi budaya dapat bersinergi dengan penguatan ekonomi nasional di mata dunia.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]