WAHANANEWS.CO, Jakarta - Indonesia menunjukkan kesiapannya untuk memimpin gelombang transformasi digital di kawasan Asia melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Hal ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam pidatonya pada Asia Economic Summit.
Baca Juga:
Lewat Lomba Desa Digital, Kemendes Pacu Inovasi Teknologi di Tingkat Desa
Meutya menekankan bahwa AI bukan lagi sekadar teknologi masa depan, melainkan telah menjadi katalis utama dalam mendorong perubahan di berbagai sektor kehidupan.
"Teknologi ini bukan lagi pilihan bagi Indonesia, kami percaya bahwa Indonesia juga harus mengambil peran, baik melalui adaptasi maupun memimpin arah transformasi digital di kawasan kita," ujar Meutya dalam siaran pers resmi yang dirilis dari Jakarta, Sabtu (28/6/2025).
Dengan basis penduduk yang besar dan tingkat adopsi teknologi yang tinggi,
Baca Juga:
Inilah Perbedaan Sertifikat Tanah Elektronik dan Fisik, Wajib Tahu Sebelum Mengurus
Meutya menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia mampu berada di garis depan dalam arus digitalisasi Asia.
Ia juga menggarisbawahi hasil survei lembaga internasional yang memperkuat posisi Indonesia dalam perkembangan AI.
Dalam laporan McKinsey, disebutkan bahwa sebanyak 92 persen pekerja terampil di Indonesia telah menggunakan teknologi generatif AI dalam aktivitas mereka.
Persentase ini bahkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata global yang berada di angka 75 persen, serta Asia Pasifik sebesar 80 persen.
"Kemajuan penggunaan AI di Indonesia sangat signifikan. Semua ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar. Dengan investasi berkelanjutan dan pengembangan talenta lokal, AI dapat menjadi pendorong utama inovasi digital, inovasi publik, dan kemajuan industri," tambah Meutya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]