WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemuda Pancasila sukses menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) mengenai pengenalan kopi Nusantara serta peluang bisnisnya di Indonesia.
Program Diklat angkatan ke-IV ini berlangsung pada Sabtu (18/1/2025), di Kantor MPN Pemuda Pancasila, Jl. Teuku Cik Ditiro No. 56 A, Menteng, Jakarta. Kegiatan ini menghadirkan Michael Alexander, seorang pakar kopi, sebagai narasumber utama.
Baca Juga:
Japto Imbau Pemuda Pancasila se-Jawa Barat Tetap Tenang dan Hindari Provokasi
Dalam kesempatan tersebut, M. Basri BK, Ketua Bidang Ekonomi, UMKM, dan Tenaga Kerja Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, menegaskan bahwa kopi bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga warisan budaya yang harus dilestarikan dan dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.
“Diklat ini dirancang untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang kopi, mulai dari pengenalan biji kopi, teknik penyeduhan, hingga strategi memulai bisnis di industri kopi. Peserta juga diajak mengikuti sesi praktik langsung, seperti teknik barista, dasar-dasar mencicipi kopi, dan simulasi membuka usaha kopi,” jelas Basri dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (19/1/2025).
"Kami berkomitmen untuk mencetak kader Pemuda Pancasila, terutama dari kalangan generasi milenial dan generasi Z, agar menjadi wirausaha yang tangguh dan profesional. Kami yakin bahwa upaya pengembangan industri kopi di Indonesia dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas," jelasnya.
Baca Juga:
Japto Soerjosemarno Pastikan Pemuda Pancasila Siap Bersinergi dengan Visi Pemerintahan Prabowo
Basri menambahkan bahwa saat ini Indonesia didominasi oleh populasi generasi milenial dan generasi Z. Jika kelompok usia produktif ini tidak dikelola dengan baik selama periode bonus demografi, dampaknya bisa merugikan bangsa dan negara.
"Salah satu cara untuk mengantisipasi hal ini adalah dengan menciptakan lapangan kerja baru melalui pengembangan dunia wirausaha, termasuk di sektor bisnis kopi," ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai produsen dan konsumen kopi. Berdasarkan data dari Organisasi Kopi Dunia (International Coffee Organization/ICO), Indonesia menempati posisi sebagai produsen kopi terbesar kedua di Asia dan Oseania, setelah Vietnam.
Selain itu, laporan dari United States Department of Agriculture (USDA) memproyeksikan bahwa konsumsi kopi di Indonesia pada periode 2024/2025 akan meningkat sebesar 10.000 kantong, dari 4,45 juta kantong pada 2020/2021 menjadi 4,8 juta kantong.
"Satu kantong kopi setara dengan 60 kilogram, sehingga total konsumsi kopi tahun ini diperkirakan mencapai 288.000 ton," jelas Basri.
Potensi besar ini membuka peluang emas bagi generasi milenial dan generasi Z untuk terjun ke dunia wirausaha.
Selama sepuluh tahun mendatang, bisnis di sektor perkebunan, pertanian, dan peternakan, termasuk kopi, diprediksi tetap kokoh meskipun menghadapi persaingan global.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]