WahanaNews.co | Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengklaim bahwa banjir di Jakarta jauh lebih cepat surut ketimbang di era Gubernur sebelumnya yakni, Basuki Tjaha Purnama atau Ahok.
Anies menerangkan, bahwa Siaga, Tanggap, Galang menjadi penanganan teguh para jajaran Pemprov DKI Jakarta dalam menghadapi banjir di Jakarta.
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
"Sistem drainase kota Jakarta memiliki ambang batas. Kapasitas tampungan drainase DKI Jakarta berkisar 100-150 mm/hari. Karena itu, apabila turun hujan dengan curah di bawah 100 mm/hari, maka kita harus memastikan Jakarta aman dan curahan hujan dapat tertangani dengan baik. Di sisi lain, apabila curah hujan ekstrem berada di atas angka 100 mm/hari, mau-tidak mau air akan tergenang, terjadilah banjir," ujar Anies, Minggu (9/10/2022).
Pada tahun 2020, setidaknya tercatat curah hujan ekstrem 377 mm/per hari, namun demikian banjir dapat surut dari 95% dalam waktu 96 jam.
Ia pun kemudian mengklaim banjir di Jakarta kini jauh lebih cepat surut ketimbang pada tahun 2015, dimana pada saat itu curah hujan yang lebih rendah 227 mm/hari, 95% wilayah tergenang baru dapat surut dalam waktu 168 jam.
Baca Juga:
BPBA Lapor Dua Desa di Aceh Jaya Terendam Banjir Setinggi 1,2 Meter
Disisi lain, Anies juga mengatakan, dalam hal penanganan Banjir di Jakarta pihaknya telah melakukan perbaikan progam yang tidak berorientasi kepada betonisasi.
Salah satu progam yang diandalkan yakni, program Gerebek Lumpur di 5 wilayah Kota Administrasi, yakni kegiatan pengerukan lumpur yang dilakukan secara masif di danau, sungai, waduk di Jakarta.
Selain itu juga Pemprov DKI telah melakukan rehabilitasi 9 polder dan meningkatkan kapasitas dua sungai yaitu Kali Besar dan Kali Ciliwung.
"Semua Langkah ini untuk mengendalikan banjir kawasan. Terbukti, 12 titik genangan banjir berulang pun telah teratasi," pungkasnya. [rsy]