WahanaNews.co | Aktor yang juga merupakan pendiri Teater Koma Norbertus Riantiarno alias Nano Riantiarno meninggal dunia pada Jumat (20/1). Kabar duka ini dikonfirmasi Almitra Pranawingtyas, menantu sang aktor.
"Iya betul. Tadi pagi, sekitar jam 7 lewat sedikit," ungkap Almitra, melansir CNNIndonesia.com, Jumat (20/1).
Baca Juga:
Dana Apresiasi Kemendikbudristek untuk Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia
Belum terdapat informasi lebih lanjut mengenai penyebab Norbertus Riantiarno meninggal dunia.
Norbertus Riantiarno atau yang akrab disapa Nano sudah aktif di teater sejak 1965 di kota kelahirannya, Cirebon. Usianya baru 16 tahun saat itu. Peran kecil di pementasan Caligula ia dapat berkat kemampuan menghafal naskah utuh, sekaligus menggantikan pemeran aslinya yang sedang sakit.
Ia kemudian resmi mendirikan Teater Koma pada 1 Maret 1977. Dalam sepanjang kariernya, Nano Riantiarno tercatat mendapat sejumlah penghargaan berkat kiprah dan konsistensinya di panggung teater Indonesia.
Baca Juga:
Seniman Solo Blacius Meninggal Usai Sambut Ganjar-Mahfud
Pada 1993, ia dianugerahi Hadiah Seni, Piagam Kesenian dan Kebudayaan dari Departemen P&K, atas nama Pemerintah Republik Indonesia. Lima tahun berikutnya, ia menerima Penghargaan Sastra dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Budaya juga pernah memberikan Piagam Penghargaan sebagai Seniman dan Budayawan Berprestasi pada 1999. Di tingkat internasional, Nano meraih Sea Write Award dari Raja Thailand di Bangkok atas karyanya Semar Gugat pada 1998.
Nano yang juga dikenal sapaan kecil seperti Jendil dan Nakula itu sedikitnya sudah membuat 35 naskah panjang. Sementara, dirinya pun juga sudah menulis naskah sandiwara pendek untuk panggung dan televisi.