Di saat bersamaan, percepatan pengembangan EBT perlu mempertimbangkan realitas kebutuhan
energi, keekonomian yang wajar memberikan kesempatan pertama kepada energi
terbarukan.
Karena itu, Kementeriannya telah
menyiapkan sejumlah upaya seperti penambahan kapasitas EBT untuk memenuhi
permintaan baru, dengan fokus PLTS, substitusi energi primer/final, serta tetap
menggunakan eksisting teknologi melalui B30.
Baca Juga:
Kiprah Srikandi PLN di Lapangan, Hadirkan Listrik Hingga Ujung Nusantara
Alternatif lainnya adalah pengembangan
PLTU co-firing, pemanfaatan Bahan
Bakar Alternatif Refuse Derived Fuel (RDF),
konversi energi primer fosil, terjadi penggantian teknologi pembangkit/konversi,
PLTD atau PLTU digantikan PLTBT, biogas dan pellet
untuk memasak.
"Serta pemanfaatan EBT non
listrik/non BBN seperti briket/woodchip/pellet dan pengolahan dan pengeringan
produk pertanian," pungkasnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.