Ia kemudian menyinggung nilai historis Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955, yang melahirkan semangat solidaritas antarbangsa berkembang dikenal sebagai “Semangat Bandung.”
“Kita semua telah belajar dari sejarah bahwa Indonesia telah memimpin pembentukan Semangat Bandung. Elemen-elemen utama seperti keseimbangan, otonomi strategis, kerja sama, dan pragmatisme merupakan pilar kuat bagi kebijakan luar negeri Korea,” jelas Presiden Lee.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Dorong Kolaborasi Indonesia–Korea di Bidang Pertahanan dan Budaya
Menanggapi hal itu, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi terhadap hubungan erat dan saling mendukung yang telah terjalin antara Indonesia dan Republik Korea.
Menurutnya, komunikasi antara pemerintah Indonesia dan para pelaku industri asal Korea selama setahun terakhir semakin intensif dan produktif, menandakan semangat kolaborasi yang kian solid.
“Saya bertemu dengan para pemimpin industri dan bisnis Korea ketika mereka berkunjung ke Indonesia. Kami berdiskusi panjang lebar dan sangat terbuka untuk partisipasi Korea yang berkelanjutan dalam perekonomian kami. Kami berharap dapat melanjutkan kerja sama ini,” tutur Presiden Prabowo.
Baca Juga:
Disaksikan Prabowo dan Lula da Silva, PLN Gandeng Investor Brasil Bangun PLTA Nasional
Di sektor pertahanan, Presiden Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama strategis, termasuk dalam pembahasan lanjutan proyek KF-21.
Ia menyebut bahwa proses negosiasi masih berjalan dan melibatkan pembahasan teknis antara tim kedua negara.
“Negosiasi masih berlanjut, dan tentu saja negosiasi selalu bergantung pada faktor ekonomi, harga, dan skema pembiayaan. Para menteri kami akan terus berdiskusi dengan tim Anda, dan tim teknis kami juga akan melanjutkan hal ini,” ujar Presiden Prabowo.