WAHANANEWS.CO, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Korea, Lee Jae Myung, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2025 yang digelar di Hwabaek International Convention Center (HICO), Gyeongju, Korea Selatan, pada Sabtu, 1 November 2025.
Pertemuan yang berlangsung dalam suasana akrab dan penuh rasa saling menghormati ini menjadi ajang penting untuk memperkuat hubungan strategis dan kolaborasi lintas sektor antara kedua negara.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Serukan Peningkatan Rasa Percaya dan Komitmen Kerja Sama Inklusif di Kawasan Asia Pasifik
Dalam pengantarnya, Presiden Lee menegaskan bahwa hubungan antara Republik Korea dan Indonesia telah berkembang pesat selama beberapa dekade terakhir.
Menurutnya, kemitraan kedua negara kini telah mencapai level yang sangat tinggi dan mencakup berbagai bidang strategis.
“Republik Korea dan Indonesia telah membangun kerja sama di berbagai bidang dalam jangka waktu yang panjang. Kita telah membangun kerja sama di berbagai bidang, misalnya, di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, serta di bidang pertahanan dan keamanan, dan kami telah membangun tingkat kerja sama ini ke tingkat yang sangat tinggi,” ujar Presiden Lee.
Baca Juga:
APEC 2025 Jadi Momentum Baru Indonesia–Korea Bangun Kolaborasi Ekonomi dan Pertahanan
Presiden Lee juga menyampaikan apresiasi terhadap kemajuan kolaborasi pertahanan, khususnya pada proyek pengembangan bersama pesawat tempur generasi baru KF-21, yang menjadi simbol kemitraan teknologi tinggi antara kedua negara.
Ia turut mengaitkan hubungan erat ini dengan nilai-nilai historis dari Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955, yang menjadi tonggak lahirnya Semangat Bandung.
“Kita semua telah belajar dari sejarah bahwa Indonesia telah memimpin pembentukan Semangat Bandung. Dan jika kita melihat elemen-elemen kunci dari Semangat Bandung, itu adalah keseimbangan, otonomi strategis, kerja sama, dan pragmatisme. Dan nilai-nilai ini merupakan pilar yang sangat kuat bagi kebijakan luar negeri Korea,” tutur Presiden Lee.