WahanaNews.co | Misa Natal di Gereja Trinitas, Paroki Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (24/12/2024) malam pukul 20.30 WIB dipimpin oleh Romo Reynold Agustinus Sombolayuk, OMI.
Dalam khotbahnya, Romo Reynold mengingatkan umat bahwa perayaan Natal yang dirayakan malam ini bukanlah janji tanpa realitas.
Baca Juga:
Novel Baswedan Ungkap Usulan Tersangka Hasto Mandek di Pimpinan KPK Sejak 2020
Perayaan Natal adalah bentuk bagaimana Tuhan menepati janjinya, janji yang Ia sudah sampaikan kepada Abraham, Nabi Yesaya, Daud.
“Janji ini terpenuhi dalam diri Yesus Kristus yang kita rayakan saat ini,” ujar Romo Reynold, Selasa (24/12/2024).
Itu sebabnya, kata dia, mengapa Natal identik dengan suasana sukacita sebagai tanda kita ingin bergembira karena kasih Tuhan yang sungguh agung.
Baca Juga:
Serbuan Barang Impor dan Krisis Global, Industri Tekstil RI di Ujung Tanduk
Romo Reynold juga mengajak umat untuk merenungkan tema Natal tahun ini yakni “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem” (Lukas 2: 15).
Tema tersebut merupakan jawaban atau tanggapan para gembala terhadap berita sukacita yang mereka dengar.
“Kata marilah ini sangat spontan, tidak menunda-nunda, bergegas karena mereka sungguh-sungguh ingin merasakan sukacita itu,” ungkapnya.
Bayi yang lahir di palungan itu merupakan kasih Allah yang luar biasa dan agung, Ia sungguh menunjukkan kasih itu tidak hanya di dalam janji tapi dalam kenyataan.
Romo Reynold juga mengatakan bahwa dalam perayaan Natal, kita bisa melihat bagaimana Allah mengasihi kita dengan total. Tidak dengan asal-asalan, bahkan Ia mengalami sengsara untuk mengasihi kita.
“Kasih ini lah yang kiranya menjadi sumber pengharapan kita terutama dalam situasi yang sulit,” tambahnya.
Ia mengingatkan bahwa di balik situasi yang sulit tersebut, kita tidak sendiri. Ada Tuhan yang bersama-sama dengan kita.
Ada Tuhan yang mengasihi kita, Dialah yang menjadi sumber pengharapan kita bahwa kalau kita setia, kita tekun, kita mau berjuang, pasti semua akan baik-baik saja.
“Itu lah jaminan dari Tuhan. Itulah menjadi sumber pengharapan kasih Tuhan kepada kita. Kalau Tuhan memberikan anakNya untuk kita, tinggal bagaimana kita mengimani dan mempercayai kasih dan rencana Tuhan itu dalam diri kita,” kata dia.
Romo Reynold ingin agar umat sungguh merasakan kehadiran Tuhan dalam diri kita dan mau mempercayakan hidup kita kepadaNya.
[Redaktur: Zahara Sitio]