WahanaNews.co | Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk menghidupi dua sikap mendasar yang memampukan kita menjadi murid-murid Yesus yaitu mendengarkan sabda dan menghidupi sabda.
Hal tersebut dikemukakan Paus Fransiskus dalam homili atau kotbah pada Misa Suci Agung di Gelora Bung Karno (GBK), Kamis petang (5/9/2024).
Baca Juga:
AM Putut Prabantoro: Pemda di Asia Pasifik Perlu Promosikan Perdamaian Demi Peradaban Dunia
"Pertama, mendengar sabda, karena semua hal berasal dari mendengarkan, dari membuka diri kita kepada-Nya, dari menyambut anugerah berharga dari persahabatan dengan-Nya," kata Paus.
Setelah mendengar sabda, lanjut Paus, penting untuk menghidupi sabda yang telah kita terima, bukan sekadar menjadi pendengar yang sia-sia dan menipu diri kita sendiri (Yak 1:22).
"Tidak sekadar mendengar dengan telinga tanpa membuat sabda itu masuk ke dalam hati dan mengubah cara pikir kita, cara merasa, dan bertindak. Sabda yang dianugerahkan, dan yang kita dengar, perlu dijalankan untuk mengubah kehidupan menjadi lebih baik," jelasnya.
Baca Juga:
Jelang Hari Listrik Nasional Ke-79, PLN UP3 Jambi Turut Nyalakan Serentak Light Up The Dream Masyarakat Tidak Mampu Di Provinsi Jambi
Injil, kata Paus Fransiskus, memberitahu kita bahwa hati manusia selalu mencari kebenaran yang dapat memenuhi dan memuaskan hasratnya akan kebahagiaan, yang tidak dapat memuaskan kita hanya oleh sabda manusia, dan oleh nilai-nilai duniawi.
"Kita selalu membutuhkan sebuah terang yang datang dari atas untuk menyinari langkah-langkah kita, akan air kehidupan yang memuaskan dahaga padang gurun jiwa, akan sebuah penghiburan yang tidak mengecewakan karena ia berasal dari surga dan bukan dari hal-hal fana dunia ini," ucap Paus.
Paus mengingatkan bahwa di tengah kekacauan dan kefanaan kata-kata manusia, ada kebutuhan akan sabda Allah, satu-satunya kompas bagi perjalanan kita, yang di tengah begitu banyaknya luka dan kehilangan, mampu menuntun kita menuju arti kehidupan sejati.