Sabda Yesus yang Menyelamatkan
Lebih dalam Paus Fransiskus mengatakan bahwa tugas pertama seorang murid bukanlah mengenakan jubah kerohanian yang sempurna secara luar, atau melakukan hal-hal luar biasa atau usaha-usaha besar.
Baca Juga:
AM Putut Prabantoro: Pemda di Asia Pasifik Perlu Promosikan Perdamaian Demi Peradaban Dunia
Sebaliknya, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mendengar satu-satunya sabda yang menyelamatkan, yaitu sabda Yesus.
Hidup iman kita berawal ketika kita menerima Yesus dengan rendah hati di atas perahu kehidupan kita, menyediakan ruang untuk-Nya, dan menempatkan diri dalam mendengarkan sabda-Nya dan dari situ kita berefleksi, diguncangkan, dan berubah.
Pada saat yang sama, sabda Tuhan menuntut untuk berinkarnasi secara nyata dalam diri kita: oleh karena itu, kita dipanggil untuk menghidupi sabda. Sabda Tuhan tidak hanya tetap tinggal sebagai gagasan abstrak yang indah atau hanya membangkitkan emosi sesaat.
Baca Juga:
Jelang Hari Listrik Nasional Ke-79, PLN UP3 Jambi Turut Nyalakan Serentak Light Up The Dream Masyarakat Tidak Mampu Di Provinsi Jambi
Sabda Tuhan, sambung Paus, menuntut perubahan cara pandang kita, membiarkan kita mengubah hati menjadi hati Kristus. Ia memanggil kita untuk berani menebarkan jala Injil ke lautan dunia, meski selalu akan ada kesulitan-kesulitan saat menebarkan jala Injil tersebut.
"Tetapi, marilah kita melihat sekali lagi sikap Petrus: datang dari satu malam yang sulit ketika Ia tidak menangkap apa-apa, lelah dan kecewa, tetapi ia berkata “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi atas perintah-Mu aku akan menebarkan jala juga,” kata Paus.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.