"Hari ini 17 orang yang pulang, kemarin banyak lagi. Besok tidak tau berapa lagi yang minta pulang. Kalau sudah begitu saya mau bagaimana lagi. Otomatis siswa ini sudah takut untuk kembali lagi gara-gara saya dibilang sesat oleh MUI," ucapnya.
Emosi Hadi makin meninggi ketiga memikirkan nasib para siswa yang tak punya keluarga sekarang tidak memiliki tempat tinggal lagi.
Baca Juga:
Pengakuan Ibu Anak 2 Tahun yang Ditendang dan Ditusuk di Daycare Depok
"Mereka ini kan anak yatim piatu, orang tidak punya keluarga, memang MUI mau kasi makan mereka?, mereka tinggal disini secara gratis tidak ada yang mereka bayar. Dari makanan pakean segala macam semua gratis. Di sini saya ajarkan mereka pola hidup sehat, makan yang sehat, berpikir yang sehat. Kenapa MUI bilang saya sesar," tegasnya.
Wayang Hadi Kusumo yang disebut mengajarkan aliran Bab Kesucian, menantang MUI untuk membuktikan labelisasi sesat yang dituduhkan kepada ajarannya.
"Mau bantah bagaimana? orangnya saja tidak pernah datang untuk konfirmasi dan verifikasi, tidak pernah jumpa. Saya tidak tahu menentukan salah benarnya, memvonis, harus punya dasar dan data, punya bukti, kan? Mana buktinya saya ajarkan atau larang orang salat," kata Hadi saat ditemui Koran Sindo di pondok Nur Mutiara Ma'rifatullah, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.
Baca Juga:
Semut Merah Dibalik Suksesi Program Adiwiyata Agincourt Resources
Ia bilang, tuduhan sesat dari MUI Sulsel itu harusnya dibuktikan dan diverifikasi langsung. Termasuk kabar yang beredar bahwa Aliran Bab Kesucian melarang pengikutnya salat lima waktu.
Karena labelisasi sesat terhadap Aliran Bab Kesucian, Hadi mengaku telah menutup aktivitas yayasannya mulai 3 Januari 2023. Namun menurutnya, MUI Sulsel harus menunjukkan pertimbangan apa yang membuat ajarannya dianggap sesat.
"Kalau saya dibilang sesat saya minta kasih tunjuk mana yang tidak sesat. (dugaan sesat) saya tidak mau bantah MUI, orangnya saja saya tidak pernah itu ketemu," sambungnya. [sdy]