WahanaNews.co | Interkoneksi Sulsel-Sultra serta pembangunan
infrastruktur kelistrikan di Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi bukti PLN meningkatkan perekonomian masyarakat.
Hal ini sekaligus mendorong pertumbuhan
industri, khususnya industri smelter, di wilayah
Sultra.
Baca Juga:
PLN Pasok Listrik Hingga 2 x 27,7 MWA ke Pabrik Baterai EV di Karawang Jabar
"Dengan
adanya pembangunan infrastruktur kelistrikan di Sultra dan interkoneksi
Sulsel-Sultra, pastinya PLN siap mendukung pabrik smelter dan industri non-tambang di wilayah Sultra lainnya," kata Manager PLN Unit Induk Pembangkitan & Penyaluran
(UIKL) Sulawesi, Suroso Isnandar, di
Kendari, Sultra, Rabu (11/11/2020).
Tercatat
sedikitnya ada tiga perusahaan yang akan disuplai listrik PLN dalam waktu
singkat.
Ketiganya
adalah PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) dengan kapasitas 412 Mega Volt Ampere
(MVA), PT Bintang Smelter Indonesia (BSI) dengan kapasitas 100 MVA, dan PT
Macika Mineral Industri (MMI) kapasitas 5 MVA.
Baca Juga:
PLN Pasok Listrik Hingga 2 x 27,7 MWA ke Pabrik Baterai EV di Karawang Jabar
Selain
itu, ada 11 pelanggan potensial di Sultra dengan total kapasitas 771 MVA.
Di
antaranya, PT Kovalen Mining (Luwu Utara), PT Dimurahkan
Multiguana Sejahtera (Konawe Utara), PT Antam UBPN Sulta (Kolaka), Stargate
Mineral Asia (Konawe Utara), PT Tambang Rejeki Kolaka (Kolaka), PT Lestari
Indometal Eraprima (Konawe Selatan), PT Artha Mining Industri (Bombana), PT
Mahkota Konaweeha (Kendari), PT SBC Prime Metal (Kolaka), PT Toshida Smelter
Indonesia (Kolaka), dan PT Yatoo Mega Smelter Indonesia (Konawe Selatan).
Kesiapan
PLN telah didukung sistem kelistrikan di Sultra sebagai pembangkit yang masuk ke dalam sistem Sulawesi Bagian
Selatan (Sulbagsel).
Dengan
total daya mencapai 2.269 MW, sistem ini memiliki beban puncak sebesar 1.401
MW, sehingga memiliki cadangan daya sebesar 868 MW.
"Dengan
surplus daya saat ini, suplai daya listrik bukan menjadi masalah untuk industri
besar di Sulawesi Tenggara," ujar Suroso. [qnt]