Misalnya, PLTA Jatigede berkapasitas
110 MW yang kini progresnya mencapai 86,06 persen, serta PLTA Peusangan 1 dan 2
berkapasitas 87 MW dengan progres di kisaran 87,02 persen.
Tak hanya itu, PLN juga menyiapkan
rencana konversi pembangkit dari sumber-sumber berbasis fosil ke EBT.
Baca Juga:
Kiprah Srikandi PLN di Lapangan, Hadirkan Listrik Hingga Ujung Nusantara
Pada tahap pertama, PLN mengonversi
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di 200 lokasi ke EBT.
Agung mengatakan, rencana tersebut
merupakan bagian dari pemenuhan target 23 persen EBT pada bauran energi pada
2025.
Komitmen yang sama ditegaskan untuk
pencapaian net zero emission pada
2060.
Baca Juga:
PLN dan Pemkot Operasikan SPKLU Khusus Angkot Berbasis Listrik di Kota Bogor
Kemudian, PLN juga akan melakukan
pensiun bertahap bagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dimiliki.
"Kami menyiapkan peta jalan retirement (pensiun) PLTU batubara untuk
mencapai karbon netral pada 2060. Tahapan monetisasi PLTU batubara sebesar 50,1
GW hingga 2056 akan dilaksanakan dan menggantinya dengan EBT secara bertahap,"
tutur Agung.
Untuk menggenjot pembangunan
pembangkit EBT, khususnya PLTA dan PLTM, PLN membutuhkan kerjasama antar-BUMN, seperti halnya menggandeng
Kementerian PUPR dalam pemanfaatan bendung atau waduk multiguna, atau kerjasama
melalui skema IPP (swasta).