WahanaNews.co | Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melemah pada Senin (5/7) hari ini.
Investor masih terus mencermati perkembangan kasus covid-19 yang terus melonjak
dan implementasi PPKM darurat.
Baca Juga:
Mau Cuan? Simak Saham Potensial yang Bisa Dikoleksi Pekan Ini
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan
mengatakan karena sentimen itu, pergerakan indeks akan bersifat terbatas.
Pasalnya, tak banyak sentimen yang dapat mendorong IHSG ke zona hijau hari ini.
"Investor masih akan fokus mencermati perkembangan
kasus covid-19 di Indonesia dan implementasi PPKM darurat di Jawa dan
Bali," ungkap Dennies dalam risetnya akhir pekan kemarin.
Pemerintah menerapkan PPKM darurat mulai 3 Juli hingga 20
Juli 2021. Kebijakan ini diharapkan dapat menekan laju penularan covid-19.
Baca Juga:
Data Quick Count Prabowo-Gibran Meroket, IHSG Auto Ngegas 2 Persen
Menurut Dennies, IHSG berpotensi kembali ke area 5.900 hari
ini. Ia memproyeksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.997-6.010 dan
resistance 6.039-6.055.
Senada, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya
Wijaya mengatakan belum ada sentimen yang dapat mendorong IHSG ke zona hijau
hari ini. Dengan demikian, pergerakan indeks masih akan terbatas.
"Hingga saat ini pergerakan IHSG masih terlihat dalam
rentang yang cukup terbatas mengingat masih minimnya sentimen yang dapat
mendorong kenaikan IHSG," terang William.
Meski begitu, pelaku pasar dapat memanfaatkan situasi ini
untuk melakukan akumulasi beli atau membeli saham secara bertahap. Mereka
berpotensi meraup untung ketika IHSG bangkit (rebound).
"Momentum dari pergerakan yang fluktuatif di dalam
pergerakan IHSG dapat dimanfaatkan bagi investor jangka pendek, menengah,
maupun panjang," jelas William.
Sebagai informasi, IHSG ditutup menguat pada Jumat (2/7)
lalu. Indeks mendarat di level 6.023 atau naik 0,28 persen.
Terpantau, 244 saham menguat, 245 saham melemah, dan 157
saham bergerak stagnan. Namun, investor asing tercatat jual bersih (net sell)
di seluruh pasar (all market) sebesar Rp257,7 miliar. [dhn]