WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ambisi besar Presiden Prabowo Subianto untuk mengubah wajah infrastruktur Indonesia kembali digaungkan ke publik.
Dalam pidatonya yang penuh semangat saat menutup Konferensi Internasional Infrastruktur di Jakarta, ia secara terbuka mengajak sektor swasta dari dalam dan luar negeri untuk mengambil peran penting dalam pembangunan nasional.
Baca Juga:
Prabowo Angkat Capaian Indonesia di SPIEF 2025
Proyek andalan yang ditawarkan bukan main-main. Pemerintah akan memulai pembangunan Tanggul Laut Raksasa (Giant Sea Wall) yang membentang sepanjang 500 kilometer dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur.
Nilai proyek ini mencengangkan, mencapai 80 miliar dolar AS atau setara Rp1.300 triliun.
“Sekarang saya mengundang sektor swasta, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk terlibat sebesar-besarnya dalam pembangunan infrastruktur,” ujar Presiden Prabowo di Jakarta Convention Center, Kamis (12/6/2025).
Baca Juga:
Prabowo Ungkap Filosofi Ekonomi Indonesia di SPIEF: Kebaikan bagi Sebanyak-Banyaknya Rakyat
Ia mengakui bahwa dalam hal intervensi sosial seperti pendidikan dan pengentasan kemiskinan, negara punya peran kuat.
Namun, dalam urusan konstruksi fisik, Prabowo menilai sektor swasta sering kali lebih unggul dalam kecepatan dan efisiensi.
“Kita butuh mitra-mitra yang efisien, modern teknologinya. Saya arahkan, bahwa (pembangunan) infrastruktur sekarang, peran swasta harus lebih besar. Tapi untuk swasta dalam dan luar negeri tertarik, pemerintah harus mempermudah pekerjaan mereka,” tegasnya.
Untuk memuluskan jalan masuk swasta, Presiden memerintahkan seluruh institusi pemerintah menyederhanakan prosedur.
Tak hanya itu, Prabowo menyebut efisiensi anggaran di awal masa pemerintahannya telah menghasilkan dana investasi yang kini dikelola oleh Badan Pengelola Dana Investasi (BPI) Danantara.
Melalui lembaga ini, negara bisa ikut menanam investasi langsung sebagai sinyal kenyamanan kepada para investor global.
Menyinggung soal Tanggul Laut Raksasa, Prabowo menyebut proyek ini sangat vital dan sebenarnya sudah masuk rencana sejak 1995.
Namun, menurutnya, sudah saatnya proyek itu dieksekusi, bukan hanya dibicarakan.
“Proyek ini sangat vital dan sudah masuk Bappenas sejak 1995, 30 years ago. Tapi kita tidak berkecil hati. Sekarang tidak ada lagi penundaan, sudah nggak perlu banyak bicara, kita akan lakukan,” ujarnya.
Proyek ini akan dikerjakan bertahap, dengan target pembangunan sekitar Teluk Jakarta selama 8 hingga 10 tahun, dan keseluruhan proyek dari Banten ke Gresik diperkirakan tuntas dalam waktu 15–20 tahun.
Namun, Presiden tetap optimis.
“Tidak ada masalah. Ada pepatah kuno, perjalanan 1.000 kilometer dimulai dari satu langkah. Kita akan segera mulai,” katanya mantap.
Tahap awal proyek akan difokuskan di wilayah Jakarta sampai Semarang.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung juga telah menyatakan dukungan dan siap berbagi anggaran untuk pengerjaannya di sekitar Teluk Jakarta.
Untuk memastikan jalannya proyek raksasa ini, Presiden menyatakan telah memerintahkan pembentukan satu badan otorita khusus.
Ia bahkan berseloroh tengah mencari nama akronim yang cocok untuk lembaga tersebut.
“Saya akan mulai. Saya tidak tahu Presiden mana yang akan menyelesaikan. Tapi kita harus mulai,” pungkasnya.
[Redaktur: RInrin Khaltarina]