"Pada 30 Juni, sebagai iktikad baik, angkatan bersenjata Rusia merampungkan tugasnya di Pulau Ular dan menarik garnisun di sana," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip AFP.
Kemhan Rusia menegaskan penarikan ini membuktikan kepada dunia bahwa "Rusia tidak menghalangi upaya PBB untuk membangun koridor kemanusiaan guna mengirimkan produk agrikultur dari Ukraina."
Baca Juga:
Presiden FIFA Gianni Infantino Tanggapi Dugaan Standar Ganda Rusia dan Israel Piala Dunia
Rusia mengambil keputusan ini setelah Ukraina menggempur pasukan Negeri Beruang Merah di pulau yang terletak di Laut Hitam itu.
Moskow menegaskan bahwa "bola sekarang berada di tangan Ukraina."
Menurut mereka, Ukraina tak kunjung membersihkan kawasan itu dari ranjau darat.
Baca Juga:
Eropa dan Ukraina Susun Proposal Gencatan Senjata, Libatkan AS sebagai Mediator Utama
Di sisi lain, Ukraina merayakan kepergian pasukan Rusia ini. Penasihat kepresidenan Ukraina, Andryi Yermak, pun memuji angkatan bersenjata negaranya.
"KABOOM! Tak ada lagi tentara Rusia di Pulau Ular. Angkatan Bersenjata kami hebat," kata Yermak melalui Twitter.
Komando militer Ukraina selatan kemudian mengumumkan bahwa pasukan Rusia "mengevakuasi sisa granisunnya dengan tergesa" dari pulau itu "akibat serangan rudal dan artileri kami."