WahanaNews.co | Presidensi G20 jadi momentum penting transisi energi hijau di Indonesia. Untuk itu, pemerintah menciptakan langkah stratagis melalui Program Kampung Iklim (ProKlim), guna membumikan isu global perubahan iklim jadi aksi nyata.
Diprioritaskan aksi nyata ProKlim dapat meluas hingga mencapai 20.000 spot atau desa ProKlim pada 2024.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3, Kementerian Lingkungam Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati menjelaskan program kampung iklim menuntut peran besar masyarakat.
"Di dalam kampung iklim ada kehidupan manusia, dan kita memasukkan program pengelolaan sampah di dalamnya sehingga masyarakat dapat mengelola sampah dengan baik, mendapatkan pendapatan secara ekonomi, tidak membuangnya ke TPA (tempat pembuangan akhir), sehingga memberikan kontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca," kata dia dalam webinar “HPSN 2022: Program Kampung Iklim di Mandalika” yang merupakan rangkaian kegiatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) belum lama ini seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya Minggu (27/2/2022).
Rosa mengatakan tujuan HPSN adalah supaya semua pihak paham dan bisa mengubah mindset terhadap persoalan sampah.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
"Itu mesti dilakukan bersama-sama pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha, kalangan akademisi,” kata Ketua Tim Pelaksana Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Madani Mukarom mengatakan kunci utama tata kelola sampah adalah pemilahan.
"Kita dorong mulai tingkat rumah tangga dengan berbagai teknologi bersama komunitas dan para pakar,” kata dia.
Dinas LHK NTB kata dia mendorong pemilahan sampah dengan berbagai macam cara seperti membuat lubang sumur biopori, composter bag, hingga pengelolaan dengan sistem Black Soldier Fly (BSF) atau lalat pemakan sampah dan kemudian mendaur ulang menjadi ecobrick.
Ketua Trash Hero Indonesia, I Wayan Aksara menegaskan bahwa sampah yang tercampur adalah sumber masalah. Oleh karena itu pemilahan sampah merupakan langkah penting dalam upaya menyukseskan program Kampung Iklim.
“Setelah sistem pengelolaan terpadu berjalan dengan baik maka jumlah pengiriman sampah ke TPA akan menyusut dan penggunaan plastik yang dikonsumsi akan sangat minim, artinya kita telah berkontribusi pada pengurangan laju perubahan iklim ” tutur Wayan.
Sementara Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong dalam sambutannya saat membuka acara mengatakan adanya energi baru dan terbarukan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas udara dan mendukung pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca nasional.
"Salah satu cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca ialah dengan pengurangan dan pengelolaan sampah,” jelas Usman. [qnt]