Ia pun membahas masalah dugaan adu domba warganet ini di Twitter.
Putra mengatakan bahwa ia menuliskan serangkaian twit itu untuk mengajak oknum-oknum tersebut agar lebih beradab.
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
Ia kemudian menyinggung peristiwa penyerbuan kantor PDIP yang menewaskan sejumlah kader pada 1996 silam.
Megawati, kata Putra, saat itu mengambil langkah ke pengadilan dan tidak melancarkan serangan balik.
"Kita menunjukkan bahwa kita beradab. Itu tahun 1996 lho, 27 tahun lalu Ibu Mega dan PDI sudah begitu, apalagi sekarang. Masa cuma digitu-gituin terus marah? Kan enggak. Kita klarifikasilah," tutur Putra.
Baca Juga:
Sengaja Dihapus, Foto Rano Karno Bersama Terduga Kasus Judi Online Lenyap dari Instagram
"Ini makanya saya tulis cuitan itu mengajak oknum-oknum netizen untuk beradab. Beradab aja. Itu aja. Makanya kalau melihat sesuatu dengan konteks, jangan dipotong-potong, dipelintir."
Putra menekankan tak akan lelah melakukan klarifikasi karena adu domba itu dilakukan di ranah publik. Ia pun tak bakal lelah menyampaikan program perjuangan partai di media sosial.
Ia tak berkomentar banyak soal partainya akan membawa perkara adu domba ini ke ranah hukum atau tidak.