“Ada batas-batas yang perlu dipahami bagi para pemrotes, HUT kemerdekaan bagaimanapun harus dihargai dan jangan didegradasi,” ujarnya.
Sebelumnya, ramai video di media sosial yang menunjukkan bendera bajak laut milik karakter Monkey D. Luffy dari serial manga One Piece, yang dikenal dengan sebutan Jolly Roger, dikibarkan di belakang truk-truk besar dan kendaraan lain menjelang 17 Agustus.
Baca Juga:
Presiden Ukraina Minta Trump Berikan Perlindungan Keamanan Jangka Panjang
Aksi ini menuai reaksi keras dari berbagai kalangan, sebagian menilainya sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah, sementara yang lain menganggapnya sekadar bentuk ekspresi kreatif anak muda dalam menyambut kemerdekaan.
Namun, tidak semua pihak menanggapi secara lentur.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Firman Soebagyo, bahkan menganggap pengibaran simbol bajak laut tersebut sebagai tindakan makar.
Baca Juga:
G20 Serukan AS Tinjau Larangan Afrika Selatan di Forum Internasional
“Oleh karena itu, bagian daripada makar mungkin malah itu, nah ini enggak boleh, ini harus ditindak tegas,” kata Firman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Kontroversi ini menunjukkan betapa kuatnya simbol budaya pop dapat menjadi alat ekspresi sosial dan politik, terutama di tengah keterbatasan ruang dialog antara masyarakat dan negara.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]